Kamis 27 Jul 2017 17:20 WIB

Program Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa Untungkan Peternak

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Qommarria Rostanti
Peternak anggota Kelompok Ternak Cipta Raharja, Aang, tengah merawat kedua ekor sapi perah yang diberikan Dompet Dhuafa. Kedua sapi perah betina yang Aang beri nama Bima dan Beurit itu sudah Aang pelihara selama dua tahun ini.
Foto: Dok Fuji Pratiwi
Peternak anggota Kelompok Ternak Cipta Raharja, Aang, tengah merawat kedua ekor sapi perah yang diberikan Dompet Dhuafa. Kedua sapi perah betina yang Aang beri nama Bima dan Beurit itu sudah Aang pelihara selama dua tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Program Tebar Hewan Kurban (THK) yang digulirkan Dompet Dhuafa membantu perbaikan ekonomi penerima manfaat. Salah satunya peternak kambing domba Kelompok Peternak (Poknak) Cipta Rahaja di Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat.

Anggota Poknak Cipta Raharja di Kecamatan Nyalindung Sukabumi, Eman, mengatakan, dari 10 ekor kambing yang dipelihara ada tujuh yang siap untuk dikurban melalui program THK. Namun secara keseluruhan, ada 80 ekor kambing domba yang disiapkan untuk program THK.

Eman menyebut, program THK membantu perekonomian keluarganya. Sebab, program ini adalah kelanjutan program pembinaan dan pendampingan peternak Kampoeng Ternak Nusantara (KTN) yang dilakukan Dompet Dhuafa. Peternak di Poknak Cipta Raharja diberi modal hewan ternak dan dibina pendamping dari Dompet Dhuafa.

Dulu, Eman harus menunggu pembeli kambing domba miliknya hingga mendekati hari kurban. "Itu pun kadang dibeli dengan harga murah," kata Eman saat bersilaturahim dengan sejumlah media di halaman belakang rumahnya di Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Selasa (26/7).

Melalui program THK, jauh hari sebelum Idul Adha, kambing domba miliknya sudah dibeli oleh Dompet Dhuafa dengan harga standar. Eman juga mendapat uang pemeliharaan atas hewan kurban yang dijualnya. Selain itu, hewan kurban THK juga disembelih di sekitar Nyalindung. Alhasil dalam setahun, ada momen di mana warga setempat bisa merasakan daging hewan yang mereka pelihara. Sebah selama ini, hewan yang mereka pelihara akan dijual untuk biaya sekolah anak-anak dan menutupi kebutuhan dapur.

"Ternak kami dibeli dan dapat insentif pemeliharaan juga sekitar Rp 300 ribu. Tidak ada ruginya," ujar Eman.

Selain kambing, selama dua tahun pendampingan melalui program KTN, Eman juga mendapat dua ekor sapi perah yang harus dia rawat. Usia satu tahun, sapi peliharaannya sudah bisa menghasilkan sekitar tujuh liter susu sehari yang dijual dengan harga sekitar Rp 4.000 per liter. Dari harga jual itu, para peternak sapi perah berinfak Rp 20 per liter susu.

Pendampingan terhadap kelompok ternak yang dilakukan juga mendatangkan manfaat. Dengan pendampingan dan forum kelompok peternak, Eman mempunyai tempat berbagi dan mendapat informasi. Selain itu, Eman juga belajar untuk berinfak, mengaji, dan berorganisasi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement