REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Perusahaan Daerah (PD) Kebersihan Kota Bandung menggandeng Pesantren Daarut Tauhid (DT) yang dipimpin oleh kiai kondang Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) untuk program sedekah sampah. Menurut Dirut PD Kebersihan, Deni Nurdiana, perusahaannya bekerja sama dengan DT karena jamaah pengajiannya banyak.
"Jadi, semua jamaah pengejian setiap ngaji harus bawa sampah untuk ditimbang. Nah, sampah itu kami beli dan uangnya di sedekahkan ke DPU (Dompet Peduli Umat) DT," ujar Deni kepada wartawan, Kamis (27/7).
Deni mengatakan, dengan program sedekah sampah ini, semua jamaah tak perlu mengeluarkan uang saat akan bersedekah. Namun, cukup mengumpulkan sampah dan membawa ke pengajian. Di setiap pengajian, nanti akan ada petugas dari PD Kebersihan dan DT yang membuka stand. "Nanti sampahnya kami timbang, sekitar Rp 2 ribu per kg-nya. Nah, uang itu yang kami berikan ke DPU DT untuk diberikan pada orang miskin dan kegiatan amal lainnya," katanya.
Program ini, kata Deni, memang masih baru di launching. Namun, saat launching jumlah jamaah DT yang hadir mencapai 2.000 orang. Sehingga, sampah yang terkumpul lumayan banyak. "Kami harap, ini nantinya menjadi viral. Kami akan buat program yang sama untuk pengajian di Pendopo Kota Bandung dan di terapkan di semua pengajian," katanya.
Rencananya, ke depan PD Kebersihan akan menggandeng juga MUI Kota Bandung untuk menyasar pengajian-pengajian yang lainnya. Namun, tahap pertama memang baru dengan Aa Gym dulu. "Kan Aa Gym sudah lama punya gerakan pungut sampah. Makanya, kami menggandeng Aa Gym biar jadi booming dulu," katanya.
Program sedekah sampah ini ide awalnya memang saat Ramadhan, melihat jamaah taraweh di DT cukup banyak. Lalu, konsep ini dibicarakan dengan Aa Gym. Apalagi selama ini, banyak masyarakat yang memang membuang sampahnya begitu saja.
"Kalau sedekah sampah ini bisa dikelola di 4 ribu masjid, kan lumayan bisa jadi penghasilan masjidnya. Nantinya, bisa untuk membayar listrik, air dan berbagai keperluan masjid, " katanya.
Sebagai gambaran, kata dia, kalau jumlah jamaahnya 2.000 orang bisa menghasilkan 20 ton, maka uang yang bisa disedekahkan mencapai Rp 40 juta. "Itu, baru sekali pengajian. Masjid-masjid di Kota Bandung, coba seperti itu. Di samping jadi uang juga ada edukasi ke masyarakatnya," katanya.
Teknis pengumpulan profit dari pengangkutan sampah ini, kata dia, adalah dengan membeli sampah anorganik dari masyarakat. Selanjutnya, PD Kebersihan menjual ke pabrik-pabrik besar. "Dari hasil pembelian dari masyarakat dan penjualan kepada pabrik-pabrik, itu kan ada selisihnya. Selisih itu lah yang menjadi profit kami," katanya.
Deni mengatakan, untuk profit dari penjualan sampah ini, pihaknya menargetkan keuntungan sebesar Rp 12 miliar. Angka ini naik dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 6 miliar. "Mudah-mudahan dengan kerja sama dengan beberapa komunitas pengajian, lalu kita sedekahkan kepada yayasan DPU Darut tauhid, kita bisa mendapat profit tambahan," katanya.
Bank sampah, kata dia, merupakan salah satu upaya mengedukasi masyarakat untuk memilah dan mengurangi sampah anorganik. Deni sendiri menargetkan pengelolaan sampah anorganik bisa sampai 10 persen dari 1.500 ton jumlah sampah yang dihasilkan warga Kota Bandung.
Berdasarkan data PD Kebersihan, kata dia, dalam sehari warga Kota Bandung menghasilkan sampah sebanyak 1.500 ton, dengan 38 persen di antaranya adalah sampah anorganik. "Dari jumlah sampah anorganik tersebut, baru bisa terkelola sebanyak 3 persennya, karenanya kami menargetkan pengelolaan sampah anorganik nantinya bisa sampai 10 persen," katanya.