Kamis 27 Jul 2017 17:50 WIB

PBB Cemaskan Situasi di Yerusalem

Yerusalem
Yerusalem

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres, mengkhawatirkan risiko kekerasan yang meningkat di Kota Tua Yerusalem, lokasi terjadinya bentrokan paling berdarah baru-baru ini antara Israel dan Palestina dalam beberapa tahun terakhir.

"Saya sangat prihatin tentang potensi risiko meningkatnya kekerasan, mendesak semua pemimpin politik, agama dan masyarakat untuk menahan diri dari tindakan provokatif dan retorika, dan meminta Israel untuk menunjukkan pengendalian diri," kata Guterres dalam sebuah pernyataan, Rabu kemarin.

Sebelumnya Liga Arab memperingatkan Israel "bermain dengan api" atas "garis merah" Yerusalem. Israel mengirim pasukan tambahan ke Tepi Barat yang diduduki pada pekan lalu setelah kekerasan meletus atas pemasangan pemindai logam Israel pada titik masuk ke kawasan yang dikenal umat Muslim sebagai al-Haram asy-Syarif dan oleh kaum Yahudi sebagai Bukit Rumah Suci.

Seorang penyerang Palestina menikam sampai mati tiga orang Israel pada Jumat, dan beberapa jam sebelumnya tiga orang Palestina dibunuh. Di Jerusalem pada Sabtu, polisi Israel menggunakan peralatan anti huru hara untuk membubarkan puluhan warga Palestina yang melemparkan batu dan botol ke mereka. Komandan militer Israel telah memperingatkan bahwa kekerasan akan meningkat.

Polisi Israel mengatakan bahwa satuan tambahan telah dikerahkan untuk meningkatkan keamanan di Kota Tua, sementara akses umat Muslim menuju tempat suci itu, untuk melaksanakan shalat, akan dibatasi hanya untuk wanita dari segala umur dan laki-laki di atas 50 tahun. Alat penghalang ditempatkan pada akses jalan menuju Jerusalem, untuk menghentikan bus yang membawa umat Muslim ke lokasi tersebut.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement