REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah akan membangun Museum Muhammadiyah di kawasan kampus Universitas Ahmad Dahlan-Kampus IV, Yogyakarta. Pembangunan museum akan dimulai awal tahun depan, dan ditargetkan rampung pada 2019. Museum ini nantinya bakal menjadi wadah sejarah perjuangan Muhammadiyah sejak awal hingga sekarang.
Ketua PP Muhammadiyah Bidang Pustaka dan Informasi, Prof Dadang Kahmad mengatakan, Muhammadiyah sudah berusia seratus tahun lebih. Selama itu pula Muhammadiyah sudah memberikan kontribusi yang luar biasa bagi perkembangan kehidupan bangsa dan Negara, termasuk berkontribusi kepada umat Islam di Tanah Air.
"Kita ingin jejak langkah dari Muhammadiyah, terutama jejak langkah tokoh-tokohnya menjadi teladan, khususnya bagi warga Muhammadiyah yang masih muda-muda,” ujar Dadang saat ditemui Republika di Gedung PP Muhammadiyah, Jakarta, Senin (24/7).
Ia menjelaskan, dibangunnya Museum Muhammadiyah, supaya generasi muda bisa meneladani tokoh-tokoh Muhammadiyah yang telah berjuang dengan ikhlas. Mereka telah membaktikan diri untuk masyarakat, Negara, dan agama dengan ikhlas.
Di samping itu, Muhammadiyah yakin mempunyai segudang peninggalan yang perlu dilestarikan, sehingga membutuhkan wadah, seperti museum. Museum ini juga akan berfungsi sebagai sarana pendidikan, rekreasi, dan evaluasi. Dengan demikian generasi saat ini bisa melakukan evaluasi dengan melihat sejarah masa lalu di museum.
Dadang yang juga ketua Panitia Museum Muhammadiyah menjelaskan, Museum ini menampung masa lalu dan sekarang. Di dalamnya akan ada artefak, manuskrif kuno, dan benda-benda bersejarah. "Sebagai museum modern, kita akan lengkapi dengan diorama dan visualisasi dari perjuangan Muhammadiyah di seluruh Indonesia," ujarnya.
Disebutkan, isi museum yang paling utama adalah bukti-bukti perjuangan Muhammadiyah sejak didirikan pada tahun 1912 sampai hari ini. Museum juga akan sangat bermanfaat bagi pengunjung. Mereka bisa mengambil pelajaran dari kisah perjuangan tokoh-tokoh Muhammadiyah.
Pengunjung bisa melihat masa lalu melalui museum kemudian belajar darinya. “Wal tandhur nafsun ma qaddamat li ghad, kita belajar dari masa lalu untuk mencari sesuatu yang lebih baik pada masa yang akan datang,” ujarnya.
Dengan melihat isi Museum Muhammadiyah, lanjut Dadang, masyarakat bisa mendapatkan pelajaran yang berharga dari kisah para pejuang Muhammadiyah saat menghadapi Belanda, Jepang, dan mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia. Juga belajar dari kisah tokoh-tokoh yang mengisi kemerdekaan Indonesia sampai hari ini.
Dengan mengunjungi museum ini pula dan melihat fakta sejarah perjuangan tokoh-tokoh bangsa, diharapkan akan bisa membangkitkan nasionalisme. “Ketika rasa nasionalisme tumbuh kuat, perjuangan untuk kehidupan bangsa dan negara akan turut menguat,” ujarnya Di samping itu, mengetahui sejarah bisa menambah kecintaan kepada bangsa dan negara.
Tempat Belajar
Keberadaan Museum Muhammadiyah akan sangat bermanfaat untuk masyarakat Indonesia, khususnya bagi anak muda. Keberadaan museum ini juga dapat diterjemahkan sebagai suatu pesan dari organisasi yang berkemajuan.
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, pembangunan museum ini secara umum untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. Terutama edukasi kepada warga Muhammadiyah, khususnya generasi muda."Keberadaan museum itu penting, museum sebagai tempat rekreasi dan belajar," katanya.
Dahnil melanjutkan, di negara-negara maju, tempat rekreasi yang paling banyak digemari adalah museum. Bahkan, di sebuah kota di negara yang maju, terdapat banyak museum. Menurutnya, Museum Muhammadiyah akan menjadi simbol dan pesan dari Muhammadiyah. Sebab, salah satu simbol dari peradaban yang maju, salah satunya adalah museum modern tempat belajar dan rekreasi. "Itu (Museum Muhammadiyah) simbolisasi pesan berkemajuan yang disampaikan oleh Muhammadiyah," ujarnya.
Bagi anak-anak muda Muhammadiyah, Dahnil melanjutkan, keberadaan museum tersebut sangat penting. Bisa menjadi tempat belajar, memahami dan meneladani watak perjuangan Muhammadiyah melalui tokoh-tokohnya.
Menurut pandangan Pemuda Muhammadiyah, keberadaan museum itu bukan sekadar informasi tentang Muhammadiyah saja. Tentu di dalamnya ada informasi sejarah mengenai Indonesia. "Karena keberadaan Republik ini tentu tidak bisa lepas dari peran serta Muhammadiyah beserta tokoh-tokohnya," terang Dahnil.
Ia mengatakan, KH Ahmad Dahlan, Bung Karno, Jenderal Soedirman, KH Ahmad Badawi, Ki Bagus Hadikusumo dan Ir Djuanda. Semuanya adalah tokoh-tokoh Muhammadiyah. Mereka berperan dalam upaya memerdekakan Indonesia. Jadi, Museum Muhammadiyah bisa menjadi tempat untuk memperkuat pemahaman kader-kader muda Muhammadiyah.
Berdiri di Area Kampus
Museum Muhammadiyah rencananya akan dibangun di dekat Universitas Ahmad Dahlan-Kampus IV, Jalan Ring Road, Yogyakarta. Dipilihnya lokasi tersebut karena aksesnya mudah dan dekat ke jalan raya.
Di lokasi ini juga lahannya cukup luas, sehingga memungkinkan untuk melakukan perluasan di masa yang akan datang. "Nanti museum ini mempunyai keunikan dari (arsitektur) bangunan dan tempat parkir yang sangat luas," ujar Dadang.
Berdiri di atas lahan satu hektare, museum akan dibangun setinggi enam lantai. Setelah Museum Muhammadiyah berdiri, pengelolaan dan pemeliharaannya akan diserahkan kepada Universitas Ahmad Dahlan. Para ahli museum yang dimiliki oleh Muhammadiyah juga akan dilibatkan di sana.