REPUBLIKA.CO.ID, Rencana pembangunan Museum Muhammadiyah menjadi salah satu program kerja dari jajaran Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Selain itu, MPI juga masih memiliki sejumlah program kerja lain yang harus dituntaskan.
Ketua MPI PP Muhammadiyah, Dr Muchlas, mengakui sebagian besar program kerja telah berhasil dilaksanakan dengan baik. "Masih ada lima program kerja yang in progress," kata Muchlas.
Kelima program itu di antaranya penerbitan karya-karya Muhammadiyah dalam bentuk bahasa asing. Hal ini mengingat Muhammadiyah telah banyak menelurkan literasi yang kerap dijadikan rujukan dalam menyelesaikan persoalan-persoalan mendasar dalam masyarakat.
Menurutnya, seluruh karya itu diputuskan untuk diterbitkan dalam bahasa asing sehingga dapat dimanfaatkan secara universal. Selain itu beberapa program lain seperti proses konvergensi media serta sistem monitoring media masih terus dikebut.
Kedua program yang disebutkan tadi perlu dilaksanakan mengingat media merupakan elemen penting dalam meyampaikan informasi kepada masyarakat. Berikutnya, lanjut dia, MPI juga tengah menggodok program tentang jaminan mutu penerbitan karya-karya Muhammadiyah.
MPI sendiri lanjut dia, menjabarkan program kerja dalam enam bidang. Meliputi bidang museum dan kearsipan, bidang pendayagunaan teknologi informasi, bidang penerbitan dan kerja sama, publikasi dan pustaka, penguatan jurnalistik, serta bidang broadcasting dan informasi publik.
Berdasarkan bidangnya, beberapa program kerja yang telah dilaksakana pada bidang museum dan kearsipan di antaranya program kerja sama dengan ANRI dalam merawat seluruh arsip Muhammadiyah dari masa ke masa.
"Untuk bidang pendayagunaan teknologi informasi, program kerja yang telah dilaksanakan di antaranya adalah pembangunan database dan sistem informasi manajemen Muhammadiyah," kata dia.
Asosiasi Perpustakaan
Selain itu, bidang ini juga bertanggung jawab penuh dalam merawat seluruh infrastruktur teknologi informasi di lingkungan Muhammadiyah. Sedangkan untuk program kerja dari bidang pustaka dan publikasi di antaranya adalah pengembangan program Gerakan 1.000 Taman Pustaka Muhammadiyah.
Kemudian, untuk meningkatkan penetrasi di bidang literasi, MPI juga melakukan perluasan jaringan perpustakaan Muhammadiyah melalui pembentukan asosiasi perpustakaan di lingkungan Muhammadiyah. Bahkan, demi memudahkan inventarisasi, bidang ini juga melakukan pengembangan sistem perpustakaan terpadu berbasis teknologi digital.
Selanjutnya, mengingat masifnya perkembangan informasi melalui media sosial, maka MPI juga melakukan pengelolaan media sosial Muhammadiyah yang dilakukan secara optimal oleh bidang broadcasting dan informasi publik.
Muchlas menambahkan untuk menjadi one stop tourism destinations, PP Muhammadiyah telah merancang blueprint kawasan Islamic Center menjadi destinasi yang atraktif. Menurutnya, kawasan itu dikatakan sebagai destinasi yang terintegrasi karena pengunjung dapat sekaligus menikmati botanical garden, masjid ikonik, planetarium, museum dan observatorium.
"Kawasan ini akan didesain dengan atraktif. Sehingga setiap informasi yang disampaikan dapat tersalurkan kepada pengunjung dengan lebih fun," tandasnya.
Untuk mewujudkan hal itu, saat ini rancanganya pun masih terus digodok. Karena ini merupakan sebuah pembangunan yang cukup masif, maka prosesnya dilakukan secara bertahap. Objek yang telah melalui proses pembangunan dan yang pertama dapat dinikmati masyarakat adalah sarana observatorium dan planetarium.
Menyusul kemudian, Museum Muhammadiyah yang ditargetkan rancangan final dapat segera ditetapkan akhir tahun ini. Sehingga, pada 2018, proses pembangunan sudah dapat dilaksanakan dan masyarakat dapat mulai menikmati pada 2019.
"Sebenarnya museum ini telah digagas sejak 15 tahun lalu, namun baru sekarang kami dapat merealisasikanya," ujar Muchlas yang juga Wakil Rektor I Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta.