REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Pemerintah telah memutuskan mengimpor garam dari Australia untuk mengatasi kelangkaan garam. Petanigaram di Kabupaten Indramayu pun meminta agar impor garam sesuai kebutuhan dan diawasi secara ketat.
Salah seorang petani garam asal DesaMuntur,Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, Robedi menjelaskan, saat ini para petani garam baru memasuki masa panen perdana.Karenanya, para petani sedang menikmati tingginya harga garam.
Pria yang juga pengurus koperasipetani garam Mutiara Bahari Sejahtera Desa Muntur itu menyebutkan,harga jual garam di tingkat petani saat ini mencapai Rp 3.000 - Rp 3.500 per kg. Padahalbiasanya, harga garam hanya Rp 400 per kg.
Sepanjang 2016 petani garammenjerit karena tidak bisa produksi. Sekarang Alhamdulillah bisa dapat untungbesar, ujar Robedi kepada Republika, akhir pekan kemarin.
UntuK itu, Robedi meminta agar imporgaram dilakukan sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan. Dengan demikian, impor tidakmenjatuhkan harga garam petani dan membuat petani yang saat ini memasuki masapanen harus menanggung kerugian.
"Impor harus diawasi ketat", tegasRobedi.
Hal senada diungkapkan salah seorangpetani garam di Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Sukirno. Dia menyatakan, imporgaram tidak boleh berlebihan. Pokoknya yang penting harga garammilik petani jangan sampai jatuh, kata Sukirno.
Sukirno menyebutkan, harga garampetani yang sudah dipanen dan ditaruh di pinggir jalan raya dihargai sebesar Rp3.000 per kg. Sedangkan garam yang masih di areal tambak, dihargai Rp 2.500 perkg.
Ketua Asosiasi Petani Garam (Apgasi) Jawa Barat, M Taufik. Dia mengakui, impor garamsaat ini memang dibutuhkan karena garam petani masih mengalami kelangkaan. Namun,dia meminta agar impor garam diatur sehingga tidak ada garam impor yang masukdi saat petani panen raya.
"Kalau panen raya nanti masih ada impor, kapan petani bisa menikmati tingginya harga garam," tutur Taufik.
Taufik menilai, kebijakan impor garam yang terus menerus dipastikan akan membuat hargagaram petani menjadi jatuh. Jika hal itu terjadi, maka petani garam akanmenanggung kerugian yang besar.
"Imporgaram harus sesuai kebutuhan dan harus ada pengawasan yang ketat, "tandasTaufik.