REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari melakukan Pemberdayaan Ekonomi 10 pesantren dengan memberi pelatihan membuat roti, mie, jajan pasar, dan memberikan aneka peralatan bakery dan mie. Indofood memilih program pelatihan roti, mie, dan jajan pasar selama empat hari, yang dimulai sejak hari ini, Selasa (1/8) hingga Jumat (4/8), sehingga peserta dapat segera bisa menerapkan ilmu yang didapat dan berbisnis dengan masyarakat sekitar.
Berdasarkan siaran pers yang diterima Republika.co.id, program tersebut diikuti oleh sekitar 21 orang dari 10 pesantren, antara lain Pondok Pesantren (Ponpes) Assyafyiyah Majalengka, Raudhotul Thalibin Pandeglang, Muslimat NU Jakut, Nawawi Tanara Serang, Al-Quran Bogor, As-syafiiyah Pondok Gede Jakarta, Jakarta Islamic Center (JIC), Al-Wathoniyah Asshodriyah Jakarta, dan DarulIzzah, Cengkareng dan Pesantren Assidiqi Jember.
Indofood akan melanjutkan program pelatihan roti, mie, dan jajan pasar ini dengan pemberian peralatan dan unit usaha bakery, sehingga para peserta bisa siap berproduksi dan berjualan.
Sebelumnya, Indofood pernah membina beberapa pesantren terkait program pemberdayaan ekonomi umat ini, di antaranya Pesantren Sidogiri Pasuruan, Pesantren Al-Khairat Palu, Pesantren Assyafiyah Majalengka, Pesantren Pati, dan Pesantren Inggris Puspita Bogor.
Sebagian besar peserta pesantren yang pernah dilatih tersebut masih menjalankan usaha roti, mie, atau kue hingga sekarang. Ke depannya, ada beberapa pesantren lagi yang ditargetkan untuk dilatih usaha roti dan mie, di antaranya Pesantren Al-Masturiyah Sukabumi.
Selain program pelatihan roti dan mie, Indofood juga tengah memberikan program teknologi informasi (TI) dan network untuk Basmalah Mart, yaitu rangkaian minimarket yang dimiliki Ponpes Sidogiri Pasuruan beserta santri alumni-alumni pesantrennya. Indofood menerapkan sistem TI dengan aplikasi Point of Sales (POS) untuk mengontrol penjualan di toko, penyimpanan di gudang, laporan akuntansi, dan mengatur administrasi lebih dari 100 outlet Basmalah Mart yang telah beroperasi di Jawa Timur, Madura, dan Kalimantan Barat.
Dengan adanya sistem IT terpadu ini, Basmalah Mart bisa memperoleh tambahan pendapatan dari aneka pembayaran listrik, pulsa, TV kabel, internet, pulsa telepon, cicilan motor, rumah, penjualan tiket kereta api, pesawat, remittance, dan transfer dana. Pembayaran aneka rekening tersebut, bisa diintegrasikan dengan e-mal (e-money Basmalah).
Dengan demikian, ada keseragaman harga dan keseragaman cetak pajak dari toko yang satu ke toko yang lain. Basmalah Mart bahkan telah memiliki jaringan suplai barang bekerja sama dengan sejumlah perusahaan, antara lain PT Indomarco Adi Prima, PT Nestle Indonesia, PT Unilever Indonesia Tbk, PT Wings, dan lain-lain. Selain itu, Indofood juga turut membantu pelatihan sumber daya manusia (SDM) di Basmalah Mart. Ditargetkan, Basmalah Mart akan memiliki lebih dari 500 outlet dalam beberapa tahun ke depan.
Mengingat ada sekitar 34.000 pesantren di seluruh Indonesia dengan 19 juti santri, Welirang sangat menekankan pentingnya akses lapangan pekerjaan formal bagi para santri tersebut.
"Jadi, perusahaan swasta dan pemerintah harus mau menerima lulusan Madrasah (MI, MTsn, dan MA) dan pesantren sebagai pekerjanya. Dalam persyaratan kerja, kata SD/SMP/ SMA dan sederajat harus diperjelas dengan ditambahkan lulusan MI, MTsn, dan MA), ujar Welirang.