REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Gubernur Provinsi Bali, Made Mangku Pastika mengatakan dua perusahaan siap membangun bandar udara (bandara) baru di Bali Utara. Dua perusahaan pemrakarsa proyek tersebut adalah PT Bandara Internasional Bali Utara (BIBU) Panji Sakti dan PT Pembangunan Bali Mandiri (Pembari).
"Ini sudah lama rencananya, namun saat ini sedang dalam tahap penujukan siapa pelaksana pembangunannya," kata Pastika, Rabu (2/8).
Kedua perusahaan tersebut bisa membangun bandara di darat juga di laut. Pertimbangan jika bandara tersebut dibangun di darat adalah lahan, termasuk rumah warga, sawah, lahan produktif, pura, dan sebagainya.
Mantan Kapolda Bali ini mengatakan lokasi bandara baru ini mengerucut di Kubutambahan. Gubernur sudah mengirim surat ke Kementerian Perhubungan terkait pelaksana pembangunan tersebut.
Pastika berharap masyarakat Buleleng mempersiapkan diri bersaing di dunia pariwisata. Destinasi dan atraksi wisata lain di kabupaten yang beribu kota di Singaraja ini juga perlu disiapkan.
Bandara dengan luas lahan sekitar 1.400 hektare (ha) ini nantinya mengusung konsep ramah lingkungan. Bandara Buleleng diharapkan bisa menghasilkan listrik sendiri yang tenaganya berasal dari arus laut, juga menghasilkan air bersih melalui proses desalinasi. Nelayan juga disiapkan tempat khusus untuk tetap bisa memiliki mata pencaharian sendiri.
Keberadaan bandara ini tidak akan menghilangkan dan mengganggu keberadaan 400-600 ha sawah yang berada di sekitar areal bandara. Pemerintah provinsi sebelumnya menggandeng konsultan asal Kanada, Airport Kinesis Consultant untuk melakukan kajian pembangunan bandara ini.
Bandara baru di Bali Utara bertujuan menyeimbangkan pertumbuhan pembangunan Bali Selatan dengan Bali Utara. Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai kondisinya saat ini juga sangat padat.