REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Saga transfer Neymar dari Barcelona ke Paris Saint-Germain (PSG) sempat belarut-larut sebelum akhirnya rampung, Jumat (4/8). Sebelum transfer dengan nilai mencapai 222 juta euro atau Rp 3,5 triliun ini terwujud sempat dikabarkan ada penolakan keras.
Barcelona sebagai pemilik tak mau Neymar sampai berpindah tangan ke klub lain. Otoritas La Liga Spanyol (LFP) bahkan sampai turun tangan agar Neymar tak hijrah ke klub Ligue 1 Prancis itu.
Presiden PSG Nasser Al-Khelaifi membenarkan, ada sikap resisten yang sempat membuat perekrutan Neymar terhambat. Namun, taipan super kaya asal Qatar ini justru menyebut penolakan itu hanya datang dari otoritas La Liga, LFP.
"Saat tim kami menghadapi penolakan dari LFP, Barcelona justru menghubungi saya dan mengatakan 'ayo, mari kita lakukan ini bersama', saya lalu membalas bahwa kami siap," kata Al-Khelaifi kepada RMC, dikutip Sabtu (5/8).
Atas ajakan tersebut, Al-Khelaifi mengaku sangat senang dan langsung memuji klub asal Katalan, Spanyol itu. Menurutnya, rasa terima kasih perlu disampaikan kepada presiden, pendukung, dan para pemain Barcelona atas terwujudnya proses mega transfer ini.
"Barcelona adalah salah satu klub terhebat di dunia. Saya sampaikan terimakasih atas kesempatan yang diberikan," ujarnya.
Sebelumnya sempat tersiar kabar Barcelona kesulitan menahan Neymar dari jerat PSG dengan klausa penjualan. Untuk membantu memagari pemain 25 tahun itu, otoritas liga Spanyol (LFP) bahkan ikut turun tangan.
Dilansir media terkemuka Spanyol, AS, anggota LFP menolak upaya tim pengacara yang mewakili Neymar untuk menuntaskan proses transfer pemain asal Brasil itu. Cek senilai 222 juta euro yang dibawa tim pengacara ini bahkan disebut tidak digubris.
Masih menurut AS melalui sumber di kalangan LFP, karena merasa mendapat penolakan yang luar biasa besar, tim pengacara tersebut dikabarkan akan mengadu ke badan sepak bola dunia (FIFA). Disebutkan, mereka akan meminta FIFA untuk mewujudkan kepindahan Neymar ke Les Parisiens.