REPUBLIKA.CO.ID, VALENCIA -- Pemerintah Venezuela memadamkan serangan ke sebuah pangkalan militer di dekat Kota Valencia. Serangan ini dilakukan oleh tentara dan warga sipil bersenjata pada hari Ahad, (6/8).
Serangan pada Ahad tersebut rupanya dipimpin oleh Juan Carlos Caguaripano, mantan Kapten Garda Nasional. Pihak berwenang menerbitkan foto-foto untuk menunjukkan tujuh orang yang ditangkap, beberapa di antaranya memar di wajah mereka.
Dalam video yang beredar pada Ahad, seorang pria yang mengidentifikasi dirinya sebagai Caguaripano dan diapit oleh pria berseragam militer, menyerukan pembentukan segera sebuah pemerintahan transisi.
"Ini bukan kudeta. Ini adalah tindakan sipil dan militer untuk menegakkan kembali tatanan konstitusional, tapi lebih dari itu, menyelamatkan negara dari kehancuran total," kata Caguaripano dalam sebuah video, Ahad, (6/8).
Upaya pada Ahad jelas untuk memicu pemberontakan nasional yang terjadi enam minggu setelah polisi pemberontak Oscar Perez menyerang instalasi kunci di Caracas dengan helikopter. Perez yang gagal memicu pemberontakan yang lebih besar, masih bersembunyi.
Pemerintah Venezuela mengatakan, para penyerang tersebut kebanyakan adalah warga sipil yang bekerja untuk sayap kanan yang didukung Amerika Serikat. Mereka mencoba mengakhiri sosialisme di Venezuela yang hampir dua dekade bercokol.
"Serangan ini direncanakan oleh orang-orang yang mengkhayal di Miami. Serangan ini hanya memperkuat semangat angkatan bersenjata dan rakyat Bolivarian kita," kata pejabat Partai Sosialis, Elias Jaua.
Majelis baru, yang menurut Presiden Nicholas Maduro diperlukan untuk mengabadikan sosialisme, memiliki kekuatan untuk membubarkan atau membangun kembali semua badan pemerintah.
Kelompok oposisi yang mengendalikan Kongres, memboikot pemilihan badan baru tersebut. Mereka mengatakan, peraturan tersebut telah dicurangi. Jaksa yang dipecat, Luisa Ortega, telah menjadi penantang utama Maduro dari dalam gerakan sosialis sejak awal demonstrasi jalanan pada April.
Penggantinya telah berjanji untuk menindak demonstrasi tersebut. Ortega pada hari Ahad menolak pemecahannya. Menurutnya pemecatannya sebagai tindakan ilegal. Ia mengatakan, kalau dirinya masih Jaksa Agung Venezuela.