REPUBLIKA.CO.ID, Serangan udara yang dilancarkan militer AS kembali memakan korban dari kalangan warga sipil Afghanistan. Gubernur distrik Haska Mena, Saaz Wali, mengatakan sebanyak 16 warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak telah terbunuh saat serangan udara AS melanda sebuah mobil dan rumah di dekat mereka.
Namun, militer AS menyangkal laporan tewasnya warga sipil tersebut. Mereka mengaku serangan udara hanya menewaskan pejuang militan.
"Saat itu kami mengamati para tentara militan sedang memuat senjata ke dalam kendaraan dan kendaraan tersebut dihancurkan melalui serangan udara," ujar Bob Purtiman, juru bicara militer A.S. di Afghanistan.
Serangan militer AS yang memakan korban warga sipil sebelumnya telah kerap terjadi. Menurut penghitungan PBB, 2016 adalah tahun terburuk bagi warga sipil Afghanistan sejak Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA) mulai menjalankan tugasnya pada 2009.
PBB menemukan, jumlah korban sipil yang terkait dengan konflik di Afghanistan meningkat menjadi 11.418 pada 2016, termasuk 3.498 orang tewas dan 7.920 orang terluka.