REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menegaskan jumlah titik panas menurun beberapa hari terakhir. Hasil pemantauan Posko Nasional Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) KLHK tanggal 13 Agustus 2017 pukul 20.00 WIB pada Satelit NOAA19, terdata satu hotspot yaitu di Provinsi Sulawesi Tenggara (Kabupaten Bombana), sedangkan berdasarkan pantauan satelit TERRA/AQUA (NASA) dengan confidence level lebih dari 80 persen terdapat empat titik panas, dua titik di Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat (NTB), dan satu titik di Kabupaten Sika Nusa Tenggara Timur (NTT).
Begitu juga dengan pantauan satelit TERRA/AQUA (LAPAN) (confidence level lebih dari 80 persen) menunjukkan titik panas dengan lokasi yang sama dengan hotspot berdasarkan satelit TERRA/AQUA (NASA). Dengan demikian, total hotspot berdasarkan satelit NOAA19 per 1 Januari sampai 13 Agustus 2017 dilaporkan sebanyak 1.453 titik panas. Hal ini menurun sebanyak 67 titik atau 4,40 persen jika dibandingkan pada 2016 periode yang sama, yaitu 1.520 titik panas.
Data hotspot TERRA/AQUA (NASA) per 1 Januari hingga 13 Agustus 2017 (confidence level lebih dari 80 persen), juga menunjukkan penurunan sebanyak 1.804 hotspot (77,99 persen), jika dibandingkan tahun sebelumnya periode yang sama, yaitu semula 2.313 hotspot menjadi 509 hotspot. Meski begitu, Siti mengaku tidak serta merta menurunkan kewaspadaan dan upaya-upaya Brigade Dalkarhutla KLHK-Manggala Agni, serta para pihak terkait di daerah untuk mencegah karhutla.
"Kekuatan pengendalian karhutla harus diperkuat, baik kekuatan melalui darat seperti patroli dan pemadaman, serta kekuatan dari udara melalui patroli udara, water bombing, dan juga teknologi modifikasi cuaca," katanya melalui siaran resmi, Senin (14/8).
Sebagai contoh, di Daops Labuhan Batu, Manggala Agni terus melakukan patroli mandiri dan sosialisasi serta memantau kondisi cuaca di Bandara Aek Godang, tepatnya di Desa Aek Godang, Kecamatan Hulu Sihapas, Kabupaten Padanglawas Utara, Provinsi Sumatra Utara. Begitu juga di Provinsi Sumatera Selatan masih berlangsung kegiatan patroli terpadu oleh Daops Banyuasin, Musi Banyuasin, Lahan, dan Ogan Komering Ilir, sedangkan pemadaman masih berlanjut di Desa Sukarami, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir.
Pemadaman tersebut melibatkan Polsek Pamulutan, TNI, MPA/Satgas Desa, dan dukungan dua unit helikopter untuk water bombing. Laporan menyebutkan, sampai dengan tanggal 13 Agustus 2017 total luas lahan yang terbakar sekitar lima hektare. Sedangkan untuk medan yang jauh dan sulit dijangkau upaya pemadaman darat, maka dibantu melalui hujan buatan dan water bombing oleh tiga pesawat. Pesawat pertama (CN212 PK-PCT) melakukan satu sorti penyemaian garam di Kabupaten Banyuasin dan Ogan Komering Ilir yang menghabiskan satu ton bahan semai dalam 61 kali terbang, dengan seeding garam 60,6 ton.
Pesawat kedua (Heli MI 17/ER-MHV PIC) melakukan dua sorti di Desa Muara Dua, Kabupaten Ogan Ilir sebanyak 62 kali, dan menghabiskan 248 ribu liter air. Masih di lokasi yang sama, pesawat ketiga (Heli MI 8/EY-222 PIC) melakukan satu sorti sebanyak 52 kali yang menghabiskan 208 ribu liter air.
Di Jambi, Manggala Agni Daops Sarolangun melakukan patroli ke wilayah Desa Lidung, Kecamatan Sarolangun, Kabupaten Sarolangun. Tim Satuan Tugas Karhutla Kabupaten Sarolangun yang beranggotakan Manggala Agni, personil Tim Reaksi Cepat BPBD, TNI, POLRI dan KPHP mengadakan sosialisasi dan operasi Darat di Desa Lidung dan sekitarnya, terutama di sekitar perkebunan sawit, dengan menggunakan 14 unit roda dua, dua unit kendaraan roda empat serta peralatan pemadaman. Provinsi Riau juga masih melakukan patroli terpadu dan sosialisasi kepada masyarakat melalui 60 posko desa sasaran, dengan didukung patroli udara oleh Pesawat Cassa 212 milik BNPB yang melakukan hujan buatan.
Sementara itu, patroli terpadu dan sosialisasi di lokasi rawan karhutla terus dilakukan di Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Begitu pula halnya dengan patroli udara dan monitoring hotspot dilaksanakan selama satu jam, menyusuri rute yang juga merupakan desa sasaran patroli terpadu. Sepanjang jalur patroli udara dinyatakan aman dari kebakaran hutan dan lahan dan tidak ditemukan titik api.