REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Generasi Muda Partai Golkar (GMPG), Selasa (15/8) mendatangi gedung Mahkamah Agung (MA) untuk meminta klarifikasi dari Ketua Mahkamah Agung (MA) Hatta Ali. Permintaan klarifikasi tersebut terkait dengan pertemuan antara Hatta Ali dan Ketua DPR Setya Novanto yang berstatus tersangka atas dugaan korupsi proyek pengadaan KTP elektronik.
"GMPG ini mendapatkan informasi bahwa sudah terjadi pertemuan antara Setya Novanto dan Pak Hatta Ali pada sidang terbuka S-3 Ilmu Hukum anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Adies Kadir di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya," kata Koordinator Generasi Muda Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia di Gedung MA, Selasa (15/8).
Berdasarkan informasi tersebut, lanjut Doli, pertemuan antara Setya Novanto dan Hatta Ali memang sengaja di-setting untuk melakukan upaya pendekatan agar Ketua Umum Partai Golkar itu bisa lolos di praperadilan kasus korupsi KTP-E. Kecurigaan tersebut, menurutnya wajar mengingat Setnov yang latar belakang akademiknya ilmu akuntansi, menguji calon doktor di bidang hukum.
"Sidang terbuka itu kan forum akademik. Apakah dibenarkan seorang yang punya latar belakang tidak sama menguji? Masa orang hukum diuji oleh latar belakang manajemen, ini kan menimbulkan kecurigaan," ucap Doli.
Doli merasa harus meminta klarifikasi, karena jika benar apa yang dikatakan sumber informasi terkait upaya pendekatan yang dilakukan Setnov, bisa menjadi suatu masalah dalam penegakan hukum. Terutama dalam upaya pemberantasan korupsi.
Saat ditanya sumber yang memberi informasi tersebut, Doli enggan menyebutkan namanya. Doli hanya menegaskan, sumber tersebut bisa dipercaya dan dipertanggungjawabkan. "Sumbernya tidak dari Golkar. Dari partai yang lain," ucap Doli.