REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Turis Inggris Keith Welling, yang tiba di Barcelona pada Rabu bersama istrinya dan anak perempuannya yang berusia 9 tahun menuturkan bagaimana saat serangan di Las Ramblas. Ia melihat sebuah van melewati mereka menyusuri jalan raya.
Ia dan keluarganya berlindung di sebuah restoran saat kepanikan terjadi dan kerumunan orang mulai berlari. "Orang-orang berteriak dan kami mendengar suara ledakan dan seseorang berteriak bahwa itu adalah tembakan. Saya dan keluarga saya berlari ke restoran bersama sekitar 40 orang lainnya," kata Welling, Jumat, (18/8).
Susana Elvira Carolina, 33, pekerja di sebuah toko di Las Ramblas mengatakan, ia baru saja memasuki tokonya saat van menyerang dan menabrak pejalan kaki. "Kami memiliki sebuah jendela dan bisa melihat mayat-mayat berjatuhan dari sana, bisa melihat bagaimana orang-orang dilindas," tuturnya.
"Kami menutup tirai tapi orang terus masuk dan toko harus tetap buka sehingga mereka bisa memasuki toko untuk berlindung."
Banyak orang panik dan jadi gila di sana. Banyak orang menangis, termasuk seorang gadis kecil sekitar tiga tahun. Serangan di Spanyol tersebut adalah serangan paling mematikan sejak Maret 2004, ketika teroris menempatkan bom di kereta komuter di Madrid, menewaskan 191 orang dan melukai lebih dari 1.800 orang.
Polisi mengatakan, dua orang yang ditahan pada Kamis ditangkap di dua kota, Ripoll dan Alcanar, keduanya di wilayah Catalonia. Ledakan juga terjadi di kota Alcanar, Kamis dini hari. Satu orang meninggal dan satu lainnya terluka dalam insiden tersebut.
Polisi mengatakan, mereka juga menembak mati seorang pria yang mengendarai mobil ke arah sebuah pos pemeriksaan polisi di Barcelona. Meskipun polisi tidak memiliki bukti bahwa dia terhubung dengan serangan van tersebut.
Kepala Daerah Carles Puigdemont mengatakan, orang-orang berduyun-duyun ke rumah sakit di Barcelona untuk menyumbangkan darah.
Baca juga, 13 Tewas, 50 Terluka dalam Serangan Teror di Barcelona.