REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah penduduk yang masuk Islam di Meksiko dilaporkan mengalami peningkatan pesat selama beberapa tahun terakhir. Berdasarkan statistik yang dihimpun oleh Pew Research Center pada 2013, saat ini terdapat sekira 126 ribu Muslim di negeri sombrero itu.
Seiring dengan kenaikan populasi pemeluk Islam tersebut, jumlah masjid di Meksiko kini juga bertambah. Seperti yang terjadi di Tijuana, misalnya, sebuah kota yang terletak di perbatasan AS dan Meksiko. Sebelumnya, kota itu hanya memiliki satu masjid. Namun, sekarang sudah ada dua masjid yang berdiri di Tijuana.
Masjid baru yang dibangun di Tijuana usianya sudah empat tahun. Bangunan itu tidak sekadar dijadikan tempat beribadah oleh kaum Muslim setempat, tetapi juga berfungsi sebagai sarana komunitas sosial.
Menurut informasi yang dihimpun media asal Turki, World Bulletin, ada sekitar 200 Muslim yang rutin melaksanakan ibadah masjid baru tersebut. Mereka berasal dari beberapa negara, seperti India, Kosta Rika, negara-negara Karibia, AS, dan Meksiko sendiri.
Dalam satu wawancara dengan lembaga penyiaran milik Universitas San Diego, AS, seorang mualaf bernama Amirr Carr mengaku, merasakan kedamaian di dalam Islam. Saat ini, dia rutin mengikuti shalat berjamaah di salah satu masjid di Tijuana. Padahal, sebelumnya pria itu sempat menjalani hidup sebagai anggota geng narkoba.
"Dulu saya adalah seorang kurir nar koba yang banyak menghabiskan waktu di jalanan. Namun, Islam akhirnya benarbenar mengubah hidup saya," kata Carr.
Anggota komunitas Muslim Tijuana lainnya, Samuel Cortes, mengungkapkan hal serupa. Lelaki asal Los Angeles, AS, itu sebelumnya juga menjalani profesi yang sama dengan Carr. Ia bahkan, dideportasi dari AS lantaran kejahatan yang pernah dilakukannya saat masih aktif terlibat dalam geng narkoba. Keluarga Cor tes kini masih menetap di Los Ange les.
"Setelah masuk Islam, saya merasakan perubahan yang besar dalam hidup saya. Jika terus berada di dalam geng, bisa jadi sekarang ini saya sudah menjadi pembunuh atau malah terbunuh," ujar nya.
Meksiko selama ini dikenal sebagai negara yang didominasi oleh penganut Katolik Roma. Kendati demikian, persentase pemeluk Katolik di sana telah meng alami penyusutan dalam beberapa de ka de terakhir, dari yang dulunya berjumlah 96 persen pada 1970, kini menjadi 82,7 persen.
Sementara, pada waktu yang bersa maan, jumlah pemeluk Islam di Meksiko selalu meningkat setiap tahunnya. Me nurut data statistik Pew Research Center, jumlah Muslim di negeri itu bertambah 15 ribu jiwa hanya dalam kurun waktu tiga tahun. Pada 2010, populasi Muslim di Meksiko sebanyak 111 ribu jiwa. Na mun, pada 2013 jumlahnya naik menjadi 126 ribu jiwa.
Sebuah artikel yang diterbitkan oleh University of Wisconsin-Madison menyebutkan, sekitar setengah dari Muslim di Meksiko saat ini adalah kaum mualaf. Fakta tersebut semakin memperkuat bukti bahwa Islam kini semakin diterima di kalangan penduduk Meksiko.