Ahad 20 Aug 2017 16:25 WIB
Bendera Indonesia Terbalik

Komisioner Komnas HAM: Presiden Harus Bertindak Tegas

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Bayu Hermawan
Anggota Komnas HAM Maneger Nasution.
Foto: Republika/Musiron
Anggota Komnas HAM Maneger Nasution.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Komnas HAM Maneger Nasution mengatakan, Presiden Joko Widodo harus bertindak tegas terkait masalah bendera Indonesia yang dipasang terbalik. Menurutnya, jika presiden bertindak tegas, tidak perlu khawatir dicap sebagai diktator.

Manager menyatakan kehormatan (dignity) Indonesia kembali terhinakan oleh Malaysia, dengan tampilan Bendera Merah Putih terbalik di buku suvenir SEA Games 2017 Kuala Lumpur, Malaysia. Namun demikian, Jokowi meminta agar 'tidak usah dibesar-besarkan'.

"Publik sungguh berharap agar Presiden Jokowi tidak hanya merespons sesederhana itu. Sejatinya lebih dari itu. Presiden sejatinya, tidak perlu khawatir dicap diktator kalau memberi respon lebih lugas, lebih tegas, dan lebih keras dari hanya sekedar menyesalkan," jelas Maneger dalam keterangan tertulisnya, Ahad (20/8) sore.

Presiden Jokowi dikabarkan sudah merespon dengan pernyataan menyesalkan insiden gambar bendera Indonesia yang terbalik itu. Presiden memberikan respon yang sangat santai, dengan mengimbau agar tidak dibesar-besarkan. Sementara masalah bendera ini menyangkut rasa nasionalisme Indonesia.

Bendera Merah Putih dihormati oleh rakyat Indonesia. Maka kelalaian pemasangan gambar Bendera oleh Malaysia harus direspon secara lebih lugas, lebih tegas, dan lebih keras oleh Presiden Jokowi. Masyarakat Indonesia menurut Maneger, meyakini Bendera Merah Putih bukan hanya simbol negara, tetapi juga adalah kehormatan (dignity) Indonesia.

Presiden tidak perlu khawatir masyarakat Indonesia akan 'membesar-besarkan' masalah ini. Sebab warga Indonesia yang memiliki kesejatian nasionalisme, pasti meyakini kasus ini memang masalah sangat besar, ini masalah kehormatan bangsa (dignity).

"Sekali lagi, Presiden Jokowi tidak perlu khawatir dituduh dikatator sekira bersikap lebih lugas, lebih tegas, dan lebih keras demi membela kehormatan bangsa. Ini ujian kesejatian nasionalisme," papar dia.

Insiden kesalahan panitia penyelenggara perhelatan olahraga terbesar se-Asia Tenggara itu adalah dalam pencantuman warna bendera Indonesia pada buku pembukaan SEA Games. Tepat di halaman ke-80 buku panduan itu, tampak bendera Indonesia dicantumkan terbalik, yaitu menjadi putih dan merah.

Melalui pernyataan resmi Komite SEA Games, Pemerintah Malaysia saat ini telah menyampaikan permintaan maaf. Koreksi akan dilakukan untuk memperbaiki kesalahan tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement