Senin 21 Aug 2017 14:51 WIB

Wapres Minta Dualisme Organisasi Diaspora Indonesia Dihilang

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Diaspora Indonesia
Foto: VOA
Diaspora Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menyinggung dualisme yang terjadi di dalam organisasi diaspora Indonesia. Dia meminta agar organisasi diaspora Indonesia bisa bersatu sehingga tidak menimbulkan kebingungan di masyarakat maupun pejabat di negara-negara lain.

"Jangan membingungkan masyarakat, saya sendiri bingung, baru-baru ini ada kongres diaspora, kok ini ada lagi kongres, yang mana yang benar kan," ujar Jusuf Kalla dalam pembukaan Indonesian Diaspora Global Summit di Hotel JS Luwansa Jakarta, Senin (21/8).

Jusuf Kalla berpesan agar organisasi diaspora tidak meniru fenomena beberapa partai politik di Indonesia yang  mengalami dualisme kepengurusan. Hal ini terjadi karena semua orang berambisi untuk mendapatkan posisi penting.

"Jangan tiru partai di Indonesia yang penting pecah, semua ingin menjadi pemimpin karena disamping membingungkan anggota, kita juga bingung. Sebenarnya saya ragu-ragu hadir, ini kan baru-baru ada konferensi, kok ini ada lagi, saya tahu dari bu menlu (menteri luar negeri) ada persoalan itu," kata Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla meminta kepada Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi agar bisa menyelesaikan persoalan di dalam organisasi diaspora. Menurutnya, perpecahan dalam organisasi diaspora ini dapat menimbulkan kesan yang tidak baik di luar negeri. Selain itu, apabila menteri luar negeri tidak sanggup menyelesaikan, maka Jusauf Kalla siap turun tangan untuk menyatukan organisasi diaspora tersebut.

"Nanti ada bahayanya, nanti pengurus ini ketemu seorang pejabat pemerintahan di luar negeri, yang satu ketemu lagi, bingung dia. Biar menlu selesaikan dulu, kalau menlu tidak sanggup biar saya yang ikut serta nanti, kita bawa ke Malino biar aman," ujar Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla berharap, seluruh diaspora Indonesia bisa bersatu untuk membesarkan bangsa. Diketahui, pada 1-4 Juli 2017 telah diselenggarakan Kongres Diaspora Indonesia ke-4 di Kasablanka Hall, Jakarta dan dihadiri oleh Barack Obama.  Kemudian, pada 21-22 Agustus 2017 digelar kembali Indonesian Diaspora Global Summit di Hotel JS Luwansa, Jakarta. Dalam kedua kongres tersebut masing-masing dilakukan pemilihan ketua pengurus.

Sejumlah Indonesian Diaspora Network di beberapa negara sebelumnya melayangkan surat terbuka. Pada 21 Mei 2017, Presidium Indonesian Diaspora Network Australia 2017-2019 menyatakan keprihatian adanya perbedaan pendapat di tingkat Indonesian Diaspora Network Global. Pengurus Indonesian Diaspora Network Australia menyatakan tidak akan terlibat dalam pemilihan pengurus global yang baru untuk periode 2017-2019, baik dilakukan pada Juli maupun Agustus 2017.

Sedangkan dalam pernyataan resmi Indonesian Diaspora Network USA meminta pemilihan pengurus Indonesian Diaspora Network Global tidak dilakukan pada Juli 2017. Alasannya, tata cara dan proses pemilihan President Indonesian Diaspora Network Global perlu diperbaiki dan disempurnakan dalam pemilihan di Agustus 2017.

Selain itu, menurut Indonesian Diaspora Network USA, masa jabatan President Indonesian Diaspora Network Global saat ini baru akan berakhir pada Agustus 2017. Sebelum pemilihan, President harus memberikan laporan pertanggungjawaban, termasuk penyelenggaraan Kongres Diaspora Indonesia keempat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement