Selasa 22 Aug 2017 14:30 WIB

Ikrimah dan Dendam

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Jabal Uhud
Jabal Uhud

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Tidak selalu buah jatuh dekat pohonnya. Maknanya, seorang anak tidak mesti mengikuti jejak orang tuanya. Inilah yang terjadi pada Ikrimah bin `Amr bin Hisyam. Dia merupakan anak kandung tokoh Quraisy yang memusuhi Rasulullah SAW hingga akhir hayatnya. Ayahnya adalah Abu Jahal.

Sesungguhnya, Ikrimah sudah berusia dewasa ketika dakwah Islam tersiar terang-terangan. Namun, pengaruh ayahnya begitu dominan sehingga membuatnya berjarak dengan Rasulullah SAW. Beberapa sejarawan menyebut, bila tidak terhalang sikap permusuhan terbuka ayahnya, agaknya Ikrimah sudah sejak awal memeluk Islam.

Sebab, Ikrimah termasuk kalangan generasi muda bangsawan Makkah yang berpandangan progresif, sebagaimana misalnya Sa'ad bin Abi Waqqash atau Mush'ab bin Umair. Dengan begitu, kebencian Ikrimah terhadap Islam lebih sebagai wujud baktinya kepada sang ayah.

Akan tetapi, sikap Ikrimah terhadap Islam kian sengit setelah kematian Abu Jahal di medan Perang Badr. Sejarah mencatat, sosok berjuluk Firaun-nya Makkah itu berhasil diringkus dua prajurit Muslim, Mu`awwizh bin `Afra' dan Mu'azh bin `Amr bin al-Jamuh.

Eksekusi mati atas Abu Jahal dilakukan Abdullah bin Mas'ud. Beberapa riwayat menyebut Abu Jahal tewas di ajang pertempuran di depan mata Ikrimah. Sejak saat itu, Ibnu Abu Jahal ini menyimpan dendam kesumat terhadap umat Islam, terutama Rasulullah SAW.

Sepulang dari Perang Badr, Ikrimah tidak henti menyemangati penduduk Makkah agar siap-siap membalaskan dendam kepada Madinah.

Kesempatan datang dengan adanya Perang Uhud. Bersama istrinya, Ummu Hakam, Ikrimah terus menguatkan mental keras orang-orang Quraisy. Ummu Hakam bergabung dengan barisan perempuan yang mengiringi dari belakang pasukan musyrikin dengan mendendangkan yel-yel Jahiliyah.

Awalnya, tanda-tanda kemenangan berpihak pada pasukan Islam. Kelompok yang dipimpin Ikrimah juga sudah terpukul mundur.

Namun, kaum musyrikin di bawah pimpinan Khalid bin Walid memanfaatkan kelengahan mereka sehingga ujung dari Perang Uhud ini menjadi kekalahan yang menyakitkan bagi kaum Muslim. Banyak pejuang Muslim yang gugur secara mengenaskan. Rasulullah SAW sendiri mengalami luka-luka yang cukup parah. Inilah momentum Ikrimah menuntaskan dendam kematian ayahnya.

Dalam beberapa perang berikutnya, sikap Ikrimah tidak berubah meskipun hanya Uhud-lah ajang di mana kaum musyrikin meraih kemenangan. Saat Perang Khandaq terjadi, orang-orang Quraisy tidak menyangka kaum Muslim Madinah menggunakan strategi Persia yang belum pernah mereka jumpai.

Tidak ada jalan lain kecuali menunggu di seberang parit (khandaq)yang telah kaum Muslim bangun untuk melindungi Madinah dari gempuran. Pasukan musyrikin tidak melihat celah. Bagi Ikrimah, hal itu sangat menjemukan. Dengan persiapan yang belum matang, pria ini kemudian berupaya menembus blokade parit untuk masuk ke Madinah. Namun, upaya ini sia-sia.

Ikrimah bahkan, terpaksa lari tunggang-langgang untuk menghindari hujan panah dari pasukan Muslim.

Tanda-tanda kemunduran kaum musyrik kian tampak setelah Perang Khandaq. Puncaknya terjadi pada peristiwa penaklukan Makkah (fath Makkah). Kaum Quraisy benar- benar tidak berdaya menghadapi gelombang kaum Muslim yang bergerak dari arah Madinah.

Bagaimanapun, tidak ada pertumpahan darah karena begitulah komitmen Rasulullah SAW dalam menguasai kota kelahirannya itu. Sasaran beliau hanya meruntuhkan berhala-berhala dan menyadarkan sekalian manusia bahwa hanya Allah yang berhak di sembah.

Para petinggi Quraisy sudah memutuskan diam di tempat, tidak menghalangi Rasulullah SAW dan kaum Muslim untuk menguasai Makkah. Mereka sadar diri kolektif sudah lemah. Dalam peristiwa ini, bagaimanapun Ikrimah masih tidak suka terhadap pengaruh Islam.

Ikrimah melawan konsensus para pemuka Quraisy itu sehingga memimpin beberapa pengikutnya untuk berupaya menyerang pasukan Muslim. Namun, upaya Ikrimah berhasil dipatahkan Khalid bin Walid, yang kini menjadi seorang panglima Muslim. Lantaran takut dihukum mati, Ikrimah melarikan diri ke arah Yaman.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement