REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengemukakan setiap tahun negeri ini kehilangan rumah tangga petani sekitar dua persen karena beralih profesi ke sektor lain.
"Kami berharap para penyuluh pertanian ikut andil dalam mendukung regenerasi petani, sebab rata-rata setiap tahun kita kehilangan dua persen jumlah rumah tangga petani yang berpindah profesi. Dan, dari jumlah petani ini sekitar 65 persen sudah berusia di atas 45 tahun," kata Mentan Amran Sulaiman di Malang, Jawa Timur, Selasa (22/8).
Amran mengatakan hal itu dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Momon Rusmono pada acara wisuda Diploma IV Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) Lawang, Kabupaten Malang.
Lebih lanjut, Amran mengatakan generasi muda akan tertarik dengan sektor pertanian jika ada sentuhan teknologi sehingga tidak terkesan terbelakang, bahkan primitif. Selain itu, sektor pertanian bisa memberikan keuntungan yang nyata dengan melakukan diversifikasi dan nilai tambah, membuat jejaring usaha, serta berwawasan lingkungan agar berkelanjutan. Oleh karena itu, katanya, penyuluh pertanian disarankan berdomisili di daerah setempat agar paham dengan kondisi alam maupun petani setempat.
Regenerasi petani ini diharapkan mampu mendukung cita-cita pemerintah dalam jangka menengah maupun panjang, yakni tercapainya kesejahteraan petani dan kedaulatan pangan, bahkan menjadikan Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia pada 2045. "Kita harus optimistis, kita pasti bisa, apalagi tren keberhasilan sudah terlihat dengan berbagai peningkatan produksi komoditas pertanian. Oleh karenanya, untuk menumbuhkan minat generasi muda di sektor pertanian, kita harus bisa mengubah paradigma mereka bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang menjanjikan jika dikelola dengan sungguh-sungguh," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Momon Rusmono mengatakan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2003, jumlah rumah tangga petani mencapai 31 juta lebih, namun sepuluh tahun kemudian (2013) berkurang menjadi 26 jutaan atau berkurang sekitar 5 juta rumah tangga petani karena beralih ke nonpertanian. "Pelan-pelan cara pandang generasi muda harus kita ubah agar sektor pertanian kembali berjaya agar sektor peranian tidak sampai menjadi cerita lama di negeri yang agraris ini," ucapnya.