Rabu 23 Aug 2017 20:46 WIB

Anies: Ketimpangan di Jakarta Sudah Lama Terjadi

Lanskap hunian semi permanen berlatar belakang gedung perkantoran terlihat dari Kawasan Petamburan, Jakarta, Kamis (23/2).
Foto: Republika/Prayogi
Lanskap hunian semi permanen berlatar belakang gedung perkantoran terlihat dari Kawasan Petamburan, Jakarta, Kamis (23/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kalangan pengembang diminta mampu melahirkan inovasi baru dalam menyediakan hunian bagi masyarakat luas, khususnya yang berpenghasilan menengah ke bawah.  Hal itu berguna untuk mengurangi ketimpangan yang sudah lama terjadi.

Menurut Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan, Jakarta menjadi pusat kemiskinan karena biaya hidup yang tinggi sehingga dapat memicu persoalan sosial, politik dan ekonomi dikemudian hari.  "Ini problem yang sudah menahun," katanya di depan peserta Musyawarah Daerah (Musda) REI DKI Jakarta ke-9 Rabu (23/8).

Selain inovasi, Anies mengajak para pengembang berkolaborasi untuk bersama membangun Jakarta. Menurutnya, konsep pembangunan kota Jakarta seperti  Transit Oriented Development (TOD) yang sedang dikembangkan sejumlah pengembang menjadi pilihan menarik. Apalagi diperkirakan tahun 2050 penduduk dunia sekitar 75 persen akan tinggal di perkotaan. "Jakarta masih kurang 300 ribu hunian," katanya. 

Anis meminta REI DKI memberikan masukan lengkap kepada Pemprov.DKI Jakarta tentang terobosan-terobosan REI untuk kebijakan publik. Apa hal baik yang sudah berjalan dengan baik untuk diteruskan. Hal yang sedang berjalan namun perlu di revisi dan hal yang harus dihentikan. Pihaknya yakin apabila masalah sosial yang dihadapi Jakarta teratasi, hal itu akan mudah ditularkan ke wilayah lain. 

Amran Nukman, Ketua DPD REI DKI Jakarta menyambut baik rencana pemerintah propinsi DKI Jakarta yang ingin berkolaborasi dengan melibatkan REI dalam memecahkan persoalan perumahan di DKI Jakarta. Menurutnya sudah tepat bahwa dalam menjalankan program perumahan melibatkan pengembang melalui DPD REI DKI Jakarta. Asosiasi nanti yang akan melakukan koordinasi dalam lingkungan antar pengembang. "Jadi sudah tepat, kerja samanya lewat asosiasi," katanya.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement