Jumat 25 Aug 2017 17:45 WIB

Sidik Jari Penyiram Novel tak Ada, Ini Dugaan Polisi

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Qommarria Rostanti
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan saat ditemui di Singapura, Selasa (15/8).
Foto: Antara/Monalisa
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan saat ditemui di Singapura, Selasa (15/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa waktu lalu, penyidik Polda Metro Jaya kembali melakukan pemeriksaan pada pria yang mengamankan cangkir penyiram Novel Baswedan pertama kali usai kejadian. Hasilnya, tidak ditemukan sidik jari pada cangkir tersebut.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono, menjelaskan kemungkinan alasan yang menyebabkan hilangnya sidik jari tersebut. Argo mengatakan, zat kimia yang digunakan untuk menyiram novel ialah zat keras H2SO4.

"Sekarang itu adalah H2SO4 itu adalah asam sulfat yang bisa membahayakan tangan, kira-kira masuk akal tidak, misalnya tersangka itu dengan tangan terbuka, dengan tangan kosong," kata Argo di Mapolda Metro Jaya, Jumat (25/8).

Karena H2SO4 adalah zat kimia yang dapat melukai kulit, menurut Argo, kemungkinan pelaku menggunakan alat yang tidak membahayakan dirinya. "Kita kan bisa melihat kemungkinan-kemungkinan yang lain. Tentunya, bisa pakai sarung tangan," ujarnya.

Tidak adanya sidik jari tersebut membuat penyelidikan polisi semakin sulit. Namun, Argo menyatakan polisi masih menggali keterangan dari saksi-saksi lain. Untuk memeriksa Novel sendiri, pihaknya masih menunggu kesembuhan Novel dam koordinasi dengan KPK. "Nanti kita tunggu kalau sudah sembuh. Kita nanti tanya ke KPK, kira-kira kapan lagi," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement