REPUBLIKA.CO.ID, CILILIN -- Sejumlah peternak ikan di Desa Mukapayung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat merugi karena puluhan ton ikan tawar tiba-tiba mati mendadak sejak beberapa hari lalu. Diduga penyebab kematian ikan karena kemarau panjang dan kondisi angin yang tidak menentu.
Salah seorang peternak ikan di desa tersebut, Endang mengatakan jumlah total ikan yang mati dari seluruh peternak mencapai kurang lebih 30 ton. Sementara ikan miliknya yang mati mencapai kurang lebih satu ton.
"Ikan yang mati didominasi ikan Nila. Ada juga ikan mas dan mujaer yang dibudidayakan," ujarnya, Rabu (30/8).
Endang mengtakan, apabila dirupiahkan maka harga satu ton ikan sebesar Rp 17 juta sementara perkilogram mencapai Rp 17 ribu. Sehingga menurutnya, jika ikan yang mati mencapai 30 ton maka erugian yang diderita peternak ikan mencapai Rp 510 juta.
Ia menuturkan, akibat kemarau panjang, kedalaman air di jaring terapung mengalami kedangkalan hingga 3 meter. Padahal, kedalaman air idealnya 12 meter.
"Kemarau sudah empat bulan. Belum berani menanam bibit lagi karena airnya turun terus," ucapnya.