Rabu 30 Aug 2017 20:33 WIB

Semut Api yang Hanyut dalam Banjir Mengancam Warga Houston

Banjir. (Ilustrasi).
Foto: Dok. Kasi Kedaruratan BPBD Kota Tangerang
Banjir. (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, HOUSTON -- Koloni semut api yang hanyut menimbulkan ancaman lain buat warga Housotn, yang masih dirundung bencana banjir akibat Badai Harvey. Semut beracun itu memiliki tubuh berlapis lilin yang tahan air, dan berkelompok sehingga membentuk kumpulan yang bisa berisi 100 ribu semut saat mereka mencari tempat kering untuk menyelamatkan diri dari banjir.

Para ahli serangga mengatakan prilaku semut api semacam itu benar-benar normal. Namun, kontak tubuh dengan hewan kecil tersebut mungkin menimbulkan reaksi alergi yang bisa mengancam nyawa, tergantung kuatnya gigitan mereka.

Kebanyakan orang cuma merasa sangat panas seperti terbakar dan mendapat tanda merah di kulit. Tapi, para ahli serangga memperingatkan, reaksi alergi dapat memicu reaksi anafilaktik, yang bisa meliputi bekas dan gangguan nafas.

"Banyak ahli sangat menyarankan orang agar tidak mengganggu atau berbuat ulah dengan semut api itu," demikian laporan Xinhua, Rabu (30/8).

Segera setelah beberapa semut api menggigit, mereka akan mengeluarkan sejenis bahan yang disebut "pheromone" untuk memberitahu semut lain mengikuti perbuatan mereka. Para ahli menyatakan cara terbaik yang bisa dilakukan ialah membuang semut tersebut sesegera mungkin.

"Mereka bukan datang untuk menyerang kalian. Mereka cuma secara pasif mengambang di air. Ini cuma masalah bersikap cerdas dan menghindar," kata Larry Gilbert, seorang profesor bidang biologi terpadu di University of Texas di Austin, kepada jejaring berita teknologi, The Verge.

Jika tidak mungkin untuk menghindari jalur semut api, ahli serangga Molly Keck menyarankan orang membuat gelombang untuk menjauhkan hewan tersebut. Banyak ahli menyatakan warna semua semua api yang menyerupai karat memudahkan orang untuk melihat dan melakukan pencegahan.

"Tak ada laporan mengenai korban banjir yang menderita serangan semut api hingga Selasa (kemarin)," tulis NBC News.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement