Kamis 31 Aug 2017 16:15 WIB

Idul Adha Sarana Berbagi Kepedulian

Anggota Baznas, Ahmad Satori Ismail
Foto: ROL/Wisnu Aji Prasetiyo
Anggota Baznas, Ahmad Satori Ismail

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari raya Idul Adha merupakan sarana bagi umat manusia untuk berbagi kepedulian antar sesama dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Karena ibadah dan hidup bersama-sama di dalam agama islam itu sendiri selain punya dampak individu tapi juga harus punya dampak sosial.

 

“Karena di Idul Adha pada 10 hari pertama kita disunahkan untuk berbuat kebajikan, berbuat amal soleh, tolong menolong dan disunnahkan berpuasa dari tanggal 1 sampai 9 Dzulhijah,” ujar Ketua Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Prof Ahmad Satori Ismail, di Jakarta, Kamis (31/8).

Dikatakan Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah ini, di dalam Idul Adha juga disunnahkan kepada umat muslim untuk meningkatkan kepedulian yaitu menyembelih hewan pada tanggal 10 Dzulhijjah dan tanggal 11 sampai 13 Dzulhijjah

 

“Diharapkan dengan melalui qurban, kita bisa berbagi kepada tetangganya pada seluruh orang-orang yang khususnya sangat membutuhkan kepedulian itu. Disinilah kepedulian rasa persatuan itu diharapkan akan meningkat,” ujarnya.

 

Kedua, kepada para penceramah atau khotib di dalam sholat Idul Adha diharapkan dapat  menyampaikan hal-hal yang indah dalam artian tentang masalah kebersamaan, kehidupan berbangsa dan bertanah air untuk menjaga kerukunan antar sesama umat manusia, agar jangan sampai terpecah

 

"Kehidupan kalau tanpa kerukunan maka seluruhnya akan sengsara. Tanpa kebersamaan kehidupan ini akan sengsara, tanpa tolong menolong kehidupan ini juga akan menjadi saling mengeksploitasi," kata Kiai Satori.

 

Hal-hal seperti itu, lanjut dia, perlu disampaikan dalam berbagai cara sehingga akan terwujud bangsa yang kuat, bangsa yang saling tolong menolong, bukan bangsa yang saling merusak antar sesama umat.

Demikian juga dengan pembagian hewan qurban itu sendiri tidak hanya untuk sesama muslim. Hewan qurban itu diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Ada tiga pembagiannya yakni untuk yang berkorban itu sendiri, untuk keluarganya dan untuk orang-orang yang sekelilingnya khususnya fakir miskin. Dan fakir miskin itu mutlak apakah dia itu muslim atau non muslim.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement