REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah bank tengah mempersiapkan segala kebutuhan untuk melancarkan aturan baru yang ditetapkan pemerintah terkait pembayaran tol. Mulai Oktober, pembayaran tol harus menggunakan uang elektronik (e-money) untuk mengurangi kemacetan sekaligus mendukung Gerakan Nasional Nontunai (GNNT). Salah satu yang bersiap adalah Bank Mandiri.
"Kami akan memperbanyak titik-titik penjualan kartu e-money dan e-toll juga untuk kuantitasnya," ujar Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas saat dihubungi Republika.co.id, Ahad, (3/9).
Ia menjelaskan, penjualan kartu akan dilakukan secara langsung maupun tidak langsung termasuk penggunaan jaringan toko ritel. Untuk pengisian ulang kartu atau top up, Rohan menuturkan, bisa dilakukan di seluruh ATM perseroan, kantor cabang, serta toko ritel.
"Saat ini juga sudah bisa diisi melalui ponsel yang memiliki fitur NFC, jadi langsung memotong saldo tabungan," jelasnya.
Ia mengungkapkan, penggunaan e-money dan e-toll terus meningkat cukup signifikan. Dalam dua tahun terakhir, peningkatannya di atas 20 persen.
"Hal itu karena penggunaannya juga sudah meluas ke transportasi Transjakarta, kereta Commuter, parkir, serta belanja di toko ritel," kata Rohan.
Sebelumnya, Jasa Marga mencatat penetrasi penggunaan e-toll tahun lalu hanya sebesar 24,33 persen dari seluruh transaksi di jalan tol.
Selain Bank Mandiri, kartu e-toll atau e-money juga disediakan oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN), serta Bank Negara Indonesia (BNI). Uang elektronik dari Bank Central Asia (BCA) pun bisa digunakan di beberapa gerbang tol.