Senin 04 Sep 2017 16:47 WIB

Emil Minta Bobotoh Semakin Beradab

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil berbincang dengan para bobotoh Persib di Pendopo Kota Bandung. Emil menghimbau agar para bobotoh saling mengigatkan agar bersikap santun dan simpatik (Ilustrasi)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil berbincang dengan para bobotoh Persib di Pendopo Kota Bandung. Emil menghimbau agar para bobotoh saling mengigatkan agar bersikap santun dan simpatik (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengimbau, para bobotoh Persib Bandung tertib dan tidak menimbulkan gesekan saat pertandingan. Hal tersebut ditegaskan menjelang Persib Bandung menghadapi Sriwijaya FC dalam laga lanjutan Liga 2 2017 malam nanti, Senin (4/9) di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang.

Menurut Ridwan Kamil, himbauan ini dibuat berkaca pada insiden tewasnya suporter Catur Yulianto akibat letusan flare pada laga timnas Indonesia kontra Fiji, para suporter sadar dan berperan aktif menciptakan suasana kondusif dan aman.

"Para bobotoh, jangan menganggap tindakan Anda itu hanya untuk diri Anda saja dampaknya. Setiap kecerobohan, sok jagonya Anda itu, mengakibatkan kerugian," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil di Pendopo Kota Bandung, Senin (4/9).

Menurutnya, setiap ulah oknum bobotoh, masyarakat dan fasilitas umum kerap dirugikan dan jadi korban. Bahkan, akibat kesewenangan itu, manajeman menerima konsekuensi berat.

"Siapa yang dirugikan? Sarana mungkin rusak, citra bobotoh jelek. Ketiganya, Persib harus bayar denda, duitnya dari mana? Bukan dari bobotoh, uangnya dari manajeman," katanya.

Emil melihat, kebiasaan para oknum bobotoh yang mengutamakan ego mendukung tim idolanya, selalu berlebihan. Oleh karena itu, berkaca pada beberapa kejadian, para bobotoh diimbau agar semakin dewasa.

"Gara - gara siapa? Gara - gara oknum. yang bawa flare, rasis, lempar-lempar botol minuman, lari ke lapangan. Jadi jangan mengatasnamakan apapun," katanya.

Emil pun mengimbau, agar para bobotoh bisa dewasa belajar dari kejadian-kejadian sebelumnya. Karena, yang dirugikan orang lain. "Kecuali ingin tanggung jawab sendiri, ngabiayaan rumah sakit, bayar dendana. Kalau tidak bisa, seperti peradaban bola yang lain, berprestasi dan penontonnya beradab," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement