Selasa 05 Sep 2017 18:54 WIB

Bambang Widjojanto: KPK Terus Diintai Sakaratul Maut

Red: Teguh Firmansyah
Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto menyebutkan bahwa sejak berdiri, KPK sudah mendapatkan tekanan supaya menjadi lemah hingga terancam bubar.

"Sejak awal lembaga antikorupsi ini dibuat tidak berdaya, KPK juga terus diintai sakaratul maut," ujar Bambang di Gedung Mahkamah Konstitusi Jakarta, Selasa (5/9).

Bambang mengatakan, hal tersebut ketika memberikan keterangan selaku ahli yang dihadirkan oleh Pemohon dalam sidang uji materi UU MD3 terkait dengan hak angket oleh DPR untuk KPK.

Bambang kemudian menjelaskan, sebagai lembaga antikorupsi, KPK tidak didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai, bahkan sering menerima teror berupa aneka ancaman. "Pegawai KPK juga beberapa kali menerima teror, sampai muncul pansus angket ini," jelas Bambang.

Lebih lanjut Bambang mengungkapkan, sejak kepemimpinan Presiden Soekarno sudah ada berbagai upaya untuk membubarkan lembaga antikorupsi. "Sebelum KPK berdiri, sudah banyak lembaga antikorupsi yang pernah didirikan tapi tidak pernah bertahan lebih dari dua hingga tiga tahun," ujar Bambang.

Bambang memaparkan, pada masa kepemimpinan Presiden Soekarno, lembaga antikorupsi bernama Badan Pengawas Aparatur Negara tiba-tiba dibubarkan karena gencar menyelidiki pembangunan Stadion Senayan yang saat ini bernama Stadion Gelora Bung Karno.

Pada masa orde baru lembaga antikorupsi juga dibentuk dengan nama Komisi Empat, namun kewenangan komisi ini untuk memberantas kasus korupsi juga diberangus, kata Bambang. "Apakah KPK akan mengalami nasib yang sama, kami berharap hal itu tidak terjadi," pungkas Bambang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement