REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara memperingatkan siap mengirim 'hadiah lebih banyak' pada Amerika Serikat jika terus ditekan. Han Tae Song, duta besar Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) bahkan merasa bangga telah meluncurkan nuklir.
"Saya bangga mengatakan bahwa dua hari yang lalu pada tanggal 3 September, DPRK berhasil melakukan uji coba bom hidrogen untuk perlombaan balistik antarbenua untuk membangun kekuatan nuklir strategis," kata Han pada PBB di Jenewa, dalam Konferensi Pelucutan Senjata PBB, dua hari setelah negaranya meledakkan uji coba nuklir.
Han mengungkapkan, langkah-langkah pertahanan diri berupa peluncuran nuklir yang dilakukan baru-baru merupakan suatu 'paket hadiah' yang ditujukan kepada tAS. "AS akan menerima lebih banyak paket hadiah dari negara saya kalau terus memprovokasi dan berusaha sia-sia untuk menekan DPRK," tambahnya seperti dikutip Independent.
Korea Utara disebut telah mengamati pergerakan rudal balistik antar benua (ICBM) ke arah pantai baratnya. Roket tersebut diperkirakan mulai bergerak pada hari Senin, sehari setelah uji coba nuklir keenam Korea Utara, dan terlihat bergerak pada malam hari untuk menghindari pengawasan.
Korea Utara memiliki fasilitas peluncuran untuk program rudal di pesisir baratnya. Kementerian pertahanan Korea Selatan, mengatakan Korea Utara siap meluncurkan lebih banyak rudal termasuk ICBM setiap saat.
Han melanjutkan, tindakan militer yang dilakukan oleh Korea Utara merupakan suatu bentuk "pembelaan diri yang benar" untuk melawan ancaman nuklir AS yang terus berkembang dan satu dekade. Perkembangan itu dituding Han bertujuan mengisolasi Korut.
"Tekanan atau sanksi tidak akan pernah berhasil di negara saya. DPRK tidak akan dalam keadaan apapun akan mempertimbangkan pencegahan nuklirnya di meja perundingan," tegas Han.
Perwakilan AS dalam Konferensi Pekucutan Senjata, Robert Wood mengatakan Korea Utara telah menantang masyarakat internasional dengan percobaan nuklirnya.
"Kami berharap bisa bekerja sama dengan mitra kami di Dewan Keamanan (PBB) sehubungan dengan resolusi baru yang akan menjatuhkan sanksi terkuat di DPRK," kata Wood.
Wood menambahkan, kemajuan dalam program nuklir dan rudal rezim Korea merupakan ancaman bagi semua bangsa. Untuk itu, dia mengimbau agar tes, ancaman dan tindakan yang menyebabkan ketidakstabilan Internasional agar ridak ditolerir. "Tidak bisa lagi berurusan seperti biasanya dengan rezim (Korut) ini," kata dia.