REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Harga garam rakyat yang sekarang berkisar Rp 700 per kilogram dianggap sangat tidak berpihak kepada para petani garam, untuk itu Pemerintah harus hadir dalam persolan ini, kata Wakil Ketua Komisi IV DPR-RI, Herman Khaeron.
"Kalau harga garam hanya Rp 700 per kilonya, menurut saya tidak rasional, untuk itu Pemerintah harus tegas menetapkan harga bawah," kata Hero sapaan akrab Politikus Partai Demokrat di Cirebon, Jumat (8/9).
Dia menganggap harga garam ditingkat petani yang selalu jatuh apabila impor datang, menjadikan para petani semakin terpuruk. Untuk itu kata Hero, dengan kondisi yang terus terjadi setiap tahunnya seperti ini tidak akan pernah bisa petani garam merasakan kesejahteraan dari hasil pertaniannya.
"Harga selalu jatuh dan sekarang terus turun dari semula mereka bisa menjual Rp 3.000 perkilogram setelah ada impor menurun drastis, jadi kapan petani garam ini bisa sejahtera," tuturnya.
Hero melanjutkan kalau dilihat dari harga garam yang beredar di pasaran tidak pernah turun, malah cenderung naik, akan tetapi ini sangat berbanding terbalik dengan keadaan ditingkat para petani.
Dimana harga selalu berubah-ubah, namun justru merugikan para petani, bahkan beberapa tahun yang lalu garam para petani tidak laku dijual karena banyaknya stok ditambah membludaknya garam impor.
"Saya kira harga garam ditingkat konsumen tidak pernah turun, tapi kenapa ketika garam petani cendrung turun terus, lagi-lagi Pemerintah harus turun tangan untuk bisa mengatasi masalah ini," kata Hero.