REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatihan cara cepat membaca Alquran dengan metode 30 menit bisa baca Alquran kini sudah mencapai 70 angkatan. Salah satu peserta kegiatan ini di akhir pelatihan merasa terharu karena bisa mempelajari kitab yang jadi pedoman bagi umat Muslim.
"Terus terang, saya terharu. Ternyata kan sangat penting belajar Alquran ini. Mudah-mudahan, ilmu yang saya dapat ini berkah untuk saya pribadi, keluarga, dan juga masyarakat tentunya karena Alquran ini pedoman hidup umat Muslim kan ya," kata Ade Sudrajad (41 ahun), usai pelatihan di Kantor Republika, Sabtu (9/9) petang.
Wiraswastawan asal Jakarta itu mengakui, metode yang diajarkan oleh Ustad Achmad Farid Hasan sangat baik. Ade, yang sebelumnya kurang lancar membaca Alquran, kini bisa lebih paham bagaimana cara membaca Alquran.
"Setelah mengikuti pelatihan ini, tadi sudah praktik juga, insyaallah sudah mengerti. Manfaatnya bagus, dengan metode ini bisa jadi lebih lancar membaca Alquran," terang Ade yang saat pembacaan doa di akhir sesi pelatihan itu meneteskan air mata.
Selain Ade, ada pemuda berusia 23 tahun yang mengikuti pelatihan ini. Ia bernama Andika Framudya Mapanji. Saat kecil, Andika mengaku sering kabur ketika sedang belajar mengaji. Karena itu, ia memutuskan untuk belajar di sela-sela kerjanya di pelatihan ini.
"Manfaatnya terasa alhamdulillah. Tinggal lancarin lagi di rumah. Metodenya juga lebih bagus daripada metode yang lama (yang membuatnya kabur-kaburan)," kata Andika seraya tertawa.
Soal metode yang lebih mudah dipahami dan diikuti juga dikatakan oleh Woro Setyati (41). Apa yang dijelaskan oleh sang pengajar, menurutnya, dapat dengan mudah dimengerti.
"Penjelasannya jelas banget dan mudah dimengerti, diikutin. Mungkin kalau ada kelas lanjutannya, saya pengen ikut juga," kata dia.
Woro mengungkapkan, sebetulnya, ia juga ingin mendaftarkan orang tuanya ke pelatihan ini. Namun, Woro ingin menjajal terlebih dahulu karena ia takut ayahnya terlalu capek karena sudah berusia lanjut.
"Ayah saya sudah 70 tahun soalnya. Tapi ternyata oke juga buat ayah saya, pingin saya daftarin juga karena okelah buat orang tua, tadi ada juga peserta yang 72 tahun. Tidak terasa membosankan. Takutnya kecapekan tapi ternyata tidak," kata dia.
Selain itu, pelatihan yang dijadwalkan di akhir pekan ini juga menjadi nilai tambah untuknya. Woro, yang setiap harinya bekerja merasa kesulitan mencari tempat belajar membaca Alquran yang bisa dilakukan setelah jam kerja usai.
"Pelatihan di weekend ini juga bagus karena susah nyari yang bisa setelah office hour. Karena weekend saya jadi bisa datang," ungkap dia.
Di samping itu, Ustad Achmad Farid Hasan, sebagai pengajar, merasa senang bisa membagikan ilmunya kepada para peserta pelatihan. Pelatihan hari ini pun, menurut dia, lancar tanpa kendala karena semua bisa mengikuti metode-metode yang ia berikan.
"Hanya tinggal dibaca lagi setiap hari hingga hatam. Baca dulu sampai hapal 100 persen huruf serta tanda bacanya. Barulah setelah itu masuk ke tajwid. Jika sudah lancar huruf dan tanda baca, tajwid akan mudah dipelajari," kata dia.