Senin 11 Sep 2017 22:02 WIB

Kunjungan Wisatawan di Cianjur Terdampak Kemarau

Kemarau ekstrem (ilustrasi).
Foto: cctv america
Kemarau ekstrem (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Musim kemarau yang melanda kawasan Cianjur, Jawa Barat, sejak tiga bulan terakhir berdampak terhadap menurunnya angka kunjungan wisatawan dan matinya ratusan ton ikan di Waduk Jangari di Kecamatan Mande.

"Debit air di waduk mulai menyusut, sehingga berdampak pada kematian massal ikan dan penurunan kunjungan wisatawan. Sejak masuknya musim kemarau penyusutan air mencapai satu hingga dua meter," kata Wakil Ketua Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) Jangari, Hendrawan, pada wartawan Senin (11/9).

Saat ini debit air di Waduk Jangari hanya 100 meter dari dasar waduk yang biasanya ketinggian air normal mencapai 150 meter. Sehingga banyak dampak yang dirasakan akibat menyusutnya debit seperti matinya ratusan ton ikan karena limbah pakan di dasar air naik ke permukaan.

"Ini menyebabkan ikan mabuk karena up welling dan mati. Termasuk menurunya jumlah wisatawan karena limbah pakan yang naik ke permukaan menebar bau tidak sedap, sehingga wisatawan mengeluh dengan bau dari limbah pakan," katanya.

Dia menjelaskan, jumlah wisatawan ke Jangari setelah Idul Fitri 1438 Hijriah mencapai 1000 orang setiap minggunya, didominasi wisatawan asing asal Timur Tengah. Namun setelah menurunnya debit air jumlah wisatawan menurun hingga 50 persen.

Kondisi tersebut merupakan fenomena alam, upaya mengatasinya hanya mengandalkan curah hujan dan upaya pemilik japung serta wisatawan menjaga kebersihan."Wisatawan jangan membuang sampah sembarangan, ketika kondisi alam seperti ini, banyak sampah yang bermunculan," katanya.

Pengurus Kompepar Tirta Pesona Jangari telah berupaya menggalakan kebersihan, setiap hari Jumat digelar aksi bersih-bersih sampah.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement