REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Transjakarta saat ini hendak terus mengubah pola moda transportasinya dari sebelumnya yang hanya bersistem bus rapit transit (BRT). Saat ini tidak hanya BRT, tetapi sistem non-BRT juga terus dikembangkan.
"Oleh karena itu, kita bisa lihat ada bus dalam koridor dan luar koridor," ujar Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono kepada wartawan pada Kamis (14/9).
Untuk bus luar koridor, akan menggunakan sistem low entry alias pintu masuk yang rendah. "Tunggu saatnya, karena ini akan sangat luar biasa. Karena, low entry ini ciri layanan bus-bus di kota-kota modern," kata Budi dengan bangga.
Menurut Budi, bus transjakarta nantinya tidak kalah dengan bus-bus di London, Hong Kong, Melbourne dan kota-kota besar lainnya. Dengan menggunakan bus berlantai rendah, hal tersebut memudahkan pelanggan untuk masuk.
"Jadi masuk lewat depan, keluar belakang. Dan kita lagi cari cara agar bisa terintegrasi dengan bus yang berlantai tinggi," kata Budi.
Dengan demikian, pelanggan tidak perlu bayar lebih pada saat hendak berpindah koridor. Evaluasi dan pengembangan tersebut merupakan suatu upaya dari PT Transjakarta dalam menjawab tantangan konsumen.
Dalam hari pelanggan nasional, jajaran direksi PT Transjakarta merayakannya dengan terjun ke lapangan bertugas melayani penumpang. "Sebenarnya kan hari pelanggan ini biar jadi momen bagaimana seluruh karyawan bisa inget bagaimana melayani lebih baik," ucap Budi.
Ia mengaku, Transjakarta selalu mengevaluasi pelayanan kepada pelanggan. Hal paling sederhana adalah dengan melihat jumlah pelanggan per hari. "Diharapkan ini (kegiatan direksi ke lapangan) menjadi spirit baru bagi seluruh karyawan transjakarta agar lebih serius dan lebih baik lagi dalam melayani pelanggan," tutup Budi.