REPUBLIKA.CO.ID, Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) PP Muhammadiyah akan mengedepankan tiga program kerjanya. Di antaranya, ada pembentukan Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM), pembuatan Muhammadiyah Tower, dan mengembangkan Jejaring Saudagar Muhammadiyah.
"Dari banyak program lainnya, ketiga program tersebut harus berjalan beriringan untuk kemajuan ekonomi warga Muhammadiyah, Muhammadiyah, dan negara Indonesia ke depannya," terang Ketua MEK PP Muhammadiyah Muhammad Nadjikh, Rabu (13/9).
Lebih lanjut, Nadjikh menjelaskan, tiga program kerja tersebut. Menurutnya, saat ini warga Muhammadiyah memiliki amal-amal usaha ekonomi. Ia ingin mempersatukan amal-amal ekonomi tersebut di bawah naungan BUMM agar memiliki daya negosiasi yang tinggi.
"Nanti uangnya terkumpul untuk kita juga, sehingga tidak perlu meminjam ketika mau usaha. Nantinya, apabila usahanya sudah besar bisa juga menjual saham ke masyarakat," terangnya.
Selanjutnya, menurut Nadjikh, MEK PP Muhammadiyah belum memiliki 'lambang' seperti majelis pendidikan dan majelis kesehatan. Menurutnya, majelis pendidikan punya lambang sekolah dan universitas, sedangkan majelis kesehatan memiliki lambang berupa rumah sakit Muhammadiyah.
"Kalau ekonomi punya apa? Saya berharap kita punya building sendiri, atau pasar Muhammadiyah. Sekarang kita kan belum ada Muhammadiyah Tower," lanjut dia.
Program berikutnya, program yang dijalankan tidak secara formal atau melalui struktur PP Muhammadiyah. Ia ingin, siapa saja warga Muhammadiyah yang menjadi pengusaha dan merasa terpanggil oleh nama Muhammadiyah itu sendiri harus membuat suatu jaringan yang saling menguntungkan. Ia menamakan jaringan tersebut dengan Jaringan Saudagar Muhammadiyah.
"Kita ini dibesarkan oleh saudagar, karena itu kita pilih kata saudagar. Sekarang kan zamannya membuat jaringan kan. Siapa pun yang merasa terpanggil, mari kita buat jaringan dan membuat persetujuan yang win-win solution, yang saling menguntungkan," kata dia.