REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Sebanyak 13 ribu warga eks Timor-Timur (Tim-Tim) mengharapkan agar bisa bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar mereka bisa menyampaikan secara langsung tuntutan yang sudah disampaikan saat unjuk rasa di depan kantor Gubernur NTT. "Kami ingin agar aspirasi dan tuntutan kami ini didengar oleh Bapak Presiden Joko Widodo. Kami tidak ingin lagi menyampaikan aspirasi kami kepada bawahan-bawahan dari Presdien Jokowi karena selalu tidak tersampaikan," kata Koordinator aksi unjuk rasa warga eks Tim-Tim Eurico Guterres di kepada wartawan di Kupang, Senin (25/9).
Eurico menyampaikan, pada Oktober 2016 lalu dirinya pernah bertemu dengan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan HAM (Menkopolhukam) Wiranto untuk menyampaikan hal tersebut. Usai menyampaikan sejumlah tuntutan dan aspirasi dari ribuan warga eks Tim-Tim tersebut, Wiranto berjanji akan menyampaikannya kepada Presiden Joko Widodo. "Namun apa hasilnya. Sampai saat ini hasilnya masih nihil. Kami belum dapatkan keputusan dari pemerintah soal status dari sejumlah warga eks TimTim ini yang telah berjuang mati-matian demi Indonesia dan rela meninggalkan tanah kelahirannya untuk bergabung dengan Indonesia," tuturnya.
Oleh karena itu, Eurico yang juga adalah mantan Wakil panglima Pasukan Pejuang Intergrasi (PPI) Timor-Timur itu sangat berharap agar nantinya bisa bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Eurico juga berharap agar pemerintah mau memberikan sertifikat tanah kepada sejumlah pejuang pro-Integrasi yang telah berjuang bagi Indonesia.
Pasalnya, saat ini ribuan kepala keluarga hanya diberikan lahan di atas tanah milik TNI dan Polri agar dibangun rumah bagi sejumlah warga Timor-Timur itu. "Namun nanti ke depannya bagaimana. Apakah tanah itu akan menjadi hak milik warga eks Timor-Timur. Oleh karena itu kami sangat berharap agar ada sertifikat tanah seperti yang dibagi-bagikan oleh Presiden kepada warga-warga di daerah lain di Indonesia," tambahnya.
Hingga saat ini, lanjutnya, jumlah pengunjuk rasa yang hadir di depan kantor gubernur NTT hanya berjumlah kurang lebih 13 ribu. Namun jika aspirasi dan tuntutan tak dipenuhi Eurico mengatakan akan mengerakan lebih banyak lagi massa. "Yang hari ini hadir hanya dari wilayah Kupang saja. Tetapi untuk kelanjutannya akan datang dari sejumlah kabupaten, dan mereka yang ada di Belu juga akan turun," katanya.