REPUBLIKA.CO.ID, SUMEDANG – BPJS Kesehatan kian maksimal mengampanyekan Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Kali ini, kampanye menyasar kalangan kampus dengan nama program ‘BPJS Kesehatan Goes to Campus’.
Ada sembilan kampus yang menjadi sasaran kegiatan BPJS Kesehatan Goes to Campus. Yakni Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga, Universitas Sriwijaya, Universitas Sumatera Utara, Universitas Diponegoro, serta Universitas Sebelas Maret.
Senin (25/9), BPJS Kesehatan Goes to Campus berlangsung di Kampus Unpad, Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Hadir dalam kegiatan tersebut Direktur SDM dan Umum BPJS Kesehatan Mira Anggraeni, Deputi Direksi Wilayah Jabar Mohammad Edison, Direktur Pendidikan dan Kemahasiswaan Unpad Prof Dr Reiza D Dienaputra, brand ambassador BPJS Kesehatan Ade Rai, serta para mahasiswa.
Selain mengampanyekan JKN-KIS, BPJS Kesehatan Goes to Campus menjadi ajang sosialisasi pola hidup sehat. Direktur SDM dan Umum BPJS Kesehatan Mira Anggraeni mengatakan, sosialisasi JKN-KIS dan kesehatan menjadi penting disampaikan kepada mahasiswa yang rentan terpengaruh lingkungan.
Faktanya, papar dia, penyakit katastropik seperti stroke, gagal ginjal, penyakit jantung, dan hipertensi kini menyerang juga anak-anak dan remaja. Salah satu pemicunya, papar dia, yakni akibat kurang olahraga dan pola makan tidak sehat sehingga menyebabkan obesitas.
‘’Total pembiayaan penyakit katastropik dari 2014 hingga 2016 mencapai Rp 36,3 triliun atau 28 persen dari total biaya pelayanan kesehatan rujukan,’’ ujar Mira di kampus Unpad, belum lama ini. Biaya tertinggi berasal dari penyakit hipertensi dengan nilai mencapai Rp 12,1 triliun, diabetes mellitus Rp 9,2 triliun, penyakit jantung koroner Rp 7,9 triliun, dan gagal ginjal kronis sebesar Rp 6,8 triliun.
Apabila pemicu penyakit katastropik dibiarkan, ungkap Mira, dikhawatirkan akan berdampak pada kualitas kesehatan penduduk Indonesia dan keberlangsungan program JKN-KIS. Melalui BPJS Kesehatan Goes to Campus, menurut dia, diharapkan mampu meningkatkan kepedulian, kerelaan dan gotong royong dalam diri para pelajar.
‘’Coba bayangkan, jika satu orang peserta (BPJS Kesehatan) harus operasi jantung dengan biaya Rp 150 juta, maka biayanya akan ditanggung dari iuran 5.882 peserta kelas 3 yang sehat,’’ tambahnya. Karena program JKN-KIS bersifat gotong royong, maka setiap peserta wajib membayar iuran bulanan tepat waktu.
Untuk itu, pihaknya berharap generasi muda berperan dalam mengawal keberlangsungan program JKN-KIS di Indonesia. Dengan menanamkan rasa kepedulian dan gotong royong sejak dini, lanjut dia, generasi muda dapat membantu mendukung program pemerintah mewujudkan Indonesia yang lebih sehat.
Saat ini, BPJS Kesehatan telah menjalin kerja sama dengan 22 perguruan tinggi negeri dengan total peserta 7.799 jiwa dan 28 perguruan tinggi swasta dengan total peserta 5.195 jiwa. Kerja sama itu meliputi pendaftaran kolektif mahasiswa menjadi peserta JKN-KIS, serta sosialisasi kepada mahasiswa dan seluruh elemen masyarakat di lingkungan universitas yang bersangkutan.
Hingga 22 September 2017, peserta JKN-KIS telah mencapai 182.004.394 jiwa. Sementara dalam memberilan pelayanan kesehatan, BPJS Kesehatan telah bekerja sama dengan 21.109 fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) dan 5.568 fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL).
Direktur Pendidikan dan Kemahasiswaan Unpad Prof Dr Reiza D Dienaputra menyambut baik kehadiran kegiatan BPJS Kesehatan Goes to Campus di kampusnya. Pihaknya pun mendukung program pemerintah melalui JKN-KIS.
Dengan mengikuti program JKN-KIS, kata Reiza, maka mahasiswa, dosen beserta jajarannya dapat terjamin kesehatannya di kala sakit. ‘’Kamipun apresiasi kegitan BPJS Kesehatan Goes To Campus. Ini merupakan amanat undang-undang yang harus dijalankan,’’ tuturnya.