Rabu 27 Sep 2017 04:58 WIB

3 Gelar di Korea dan Jepang, Susy Minta Atlet Konsisten

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ratna Puspita
Sekjen PBSI Achmad Budiharto (kanan) bersama Kabid Pembinaan dan Prestasi PBSI Susy Susanti (kiri), dan Atet bulutangkis Kevin Sanjaya hadir pada konferensi pers di Komplek PBSI Cipayung, Jakarta Tmur, Senin (14/8).
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Sekjen PBSI Achmad Budiharto (kanan) bersama Kabid Pembinaan dan Prestasi PBSI Susy Susanti (kiri), dan Atet bulutangkis Kevin Sanjaya hadir pada konferensi pers di Komplek PBSI Cipayung, Jakarta Tmur, Senin (14/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI Susy Susanti mengingatkan para pebulu tangkis agar tidak terlena dengan pencapaian di Korea Open Super Series dan Japan Open Super Series 2017. Indonesia membawa pulang dua gelar dari Korea dan satu gelar dari Jepang.

Hasil tersebut dinilai merupakan pencapaian yang lebih baik dan bahkan melebihi target. Apalagi, di Korea Open tunggal putra bisa menciptakan final sesama Indonesia.

Pertarungan antara dua wakil Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting dengan Jonatan Christie, berakhir dengan kemenangan Anthony. Duel 'saudara' di sektor tunggal putra ini merupakan yang pertama sejak 2008, saat Sony Dwi Kuncoro berhadapan dengan Simon Santoso di final Indonesia Open Super Series.

Satu gelar lainnya di Korea dipersembahkan oleh pasangan ganda campuran Praveen Jordan/Debby Susanto. Mereka menjadi juara usai mengalahkan pasangan Cina, Wang Hilyu/Huang Dongping, melalui dua gim langsung dengan skor 21-17 21-18.

Pasangan ganda putra Kevin Sanjaya Sukomuljo/Marcus Ferlandi Gideon, meraih posisi runner-up di Korea Open. Namun, kegagalan itu justru menjadi pelecut mereka untuk unjuk gigi di Japan Open.

Kevin/Marcus berhasil merebut gelar juara di Japan Open, setelah mengalahkan wakil tuan rumah, Takuto Inoue/Yuki Kaneko, dengan skor 21-12 21-15. Kemenangan tersebut menjadi satu-satunya gelar yang dibawa pulang Indonesia dari Jepang.

Susy mengatakan pencapaian di dua turnamen Super Series itu menjadi modal untuk meningkatkan kepercayaan diri para pebulu tangkis. Selanjutnya, para pemain bulutangkis Indonesia akan menjajal kemampuan mereka pada kompetisi selanjutnya di Denmark Open (17-22 Oktober) dan French Open Super Series (24-29 Oktober).

Karena itu, dia mengingatkan agar para pemain tidak lantas cepat merasa puas dengan hasil baik yang diperoleh di kejuaraan sebelumnya. “Kita harap mereka bisa lebih konsisten. Mereka jangan puas dengan hasil yang baru didapat, terus mematangkan diri sehingga bisa terus meningkatkan prestasi," saat dihubungi Republika, Selasa (26/9).

Menghadapi dua turnamen berikutnya, Susy mengatakan semua atlet menjalani latihan secara berkesinambungan sebagaimana biasanya untuk persiapan pertandingan. Menurutnya, tidak ada program khusus menjelang kedua turnamen itu. Susy pun tidak muluk-muluk menetapkan target.

Ia mengatakan, PBSI memang menetapkan minimal satu target di setiap turnamen. "Persiapan cukup baik untuk Denmark dan Prancis Terbuka. Kita berharap bisa merebut gelar, minimal satu gelar," kata Susy.

Susy mengatakan, PBSI tidak menekankan target untuk meraih gelar pada atlet tertentu di Denmark dan Prancis nanti. Menurutnya, pada dasarnya semua atlet memiliki target dan kemauan untuk menjadi yang terbaik. Apalagi, ini pertandingan level super series premier, di mana semua atlet terbaik tampil di sana.

Namun, dia mengatakan, tiga sektor yakni ganda putra, ganda campuran, dan tunggal putra memiliki peluang yang cukup besar dibanding yang lain. Sektor tunggal putra saat ini sudah mulai terlihat dan menunjukkan prestasi. Jonatan berhasil membawa pulang emas dari ajang SEA Games tahun ini dan Anthony beberapa kali mengalahkan pemain dunia.

Dua sektor lainnya, yakni tunggal putri dan ganda putri, dia mengakui masih membutuhkan adaptasi untuk meningkatkan performa atlet. Untuk ganda putri, Susy mengakui mereka sedang mencari format terbaik. Pasangan Greysia Polii/ Apriani rahayu baru memenangkan level grand prix gold (GPG).

Tunggal putri juga baru bisa mencapai final GPG. Meski demikian, ia tetap melihat pada peningkatan kemajuan yang diperlihatkan kedua sektor itu. “Mereka masih harus bekerja keras, baik itu dari segi fisik, teknik, dan kemampuan bermain,” kata dia.

Sebelumnya, Kevin/Marcus mengatakan tak ingin lantas puas dengan pencapaian yang diraih di Korea dan Jepang. Kevin mengatakan, bahwa mereka masih memiliki banyak target besar yang ingin diraih ke depan.

Yang pasti, ia mengatakan mereka ingin memberikan yang terbaik di masa depan. Hal senada juga ditekankan oleh Marcus. "Target kedepannya ada Denmark Open dan Frence Open, itu target terdekat kami, kata Marcus. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement