Rabu 27 Sep 2017 17:35 WIB

AP I: Tak Ada Lagi Penjadwalan Ulang Relokasi

Rep: Eric Iskandarsjah/ Red: Fernan Rahadi
 Presiden Jokowi meletakan batu pertama pembangunan New Yogyakarta Internasional Airport (NYIA) di Temon, Kulonprogo, DI Yogyakarta, Jumat (27/1).
Foto: Nico Kurnia Jati
Presiden Jokowi meletakan batu pertama pembangunan New Yogyakarta Internasional Airport (NYIA) di Temon, Kulonprogo, DI Yogyakarta, Jumat (27/1).

REPUBLIKA.CO.ID, KULONPROGO -- Lika-liku relokasi di kawasan New Yogyakarta International Airport (NYIA) tak hanya baru pekan lalu terjadi. Sebelumnya, pihak PT Angkasa Pura (AP) I sudah sempat beberapa kali melakukan reschedule atau penjadwalan ulang atas pelaksanaan relokasi. Tampaknya, meski relokasi hingga saat ini belum juga terlaksana, AP tak ingin ada lagi reschedule.

Project Manager NYIA, R. Sujiastono mengatakan, saat ini proses pembangunan masih terus berjalan sesuai rencana. "Kami mendorong agar warga dapat sesegara mungkin melakukan relokasi," ujar Sujiastono kepada Republika saat ditemui di Kulonprogo, Selasa (26/9).

Mengingat, proses pembangungan NYIA dilakukan secara bertahap, maka jika sudah ada rumah yang lahannya masuk dalam kawasan pengerjaan dengan alat berat, maka rumah tersebut akan dirobohkan. Namun, lanjutnya, jika memang lahan di suatu rumah belum masuk dalam kawasan pengerjaan dengan alat berat, maka rumah itu belum dirobohkan.

"Saya menargetkan, lahan sudah clear pada pertengahan Oktober tahun ini," ucapnya. Jika memang warga belum dapat malakukan relokasi karena rumah barunya belum jadi, maka ia menyarankan agar warga dapat menumpang di rumah keluarga untuk sementara waktu. Mengingat, proses pembangunan NYIA harus segera dilanjutkan dan tak bisa lagi ditunda agar bandara baru itu dapat rampung dua tahun lagi.

Ia juga mengatakan, penundaan relokasi telah terjadi beberapa kali. Penundaan pertama terjadi pada Desember 2016. Kemudian tertunda juga karena Pilkada sehingga dijadwal ulang pada Juli 2017. Bulan lalu pun juga tertunda menjadi pertengahan September.

Meski kemarin relokasi mengalami beberapa kali reschedule, namun proses pembangunanya terus berjalan. Hanya saja kemarin pengerjaan dengan alat berat memang belum sampai ke wilayah hunian warga. "Kami harus terus melakukan proses pembangunan mengingat target dari Presiden tidak berubah. Presiden menargetkan NYIA rampung pada Maret 2019," kata dia.

Ia pun mengimbau agar masyarakat segera melakukan relokasi agar tidak menyulitkan diri sendiri. Mengingat, lanjut dia, proses pembangunan tentu berdampak pada banyaknya debu dan suara bising dari proses pembangunan sehingga berpotensi mengurangi rasa kenyamanan waga yang berada di dalam kawasan NYIA.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement