REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Pasukan pemerintah Iran dan Irak akan melakukan latihan militer bersama di dekat perbatasan, menurut laporan televisi pemerintah Iran, Sabtu (30/9). Latihan merupakan bagian dari upaya Teheran untuk mendukung Baghdad setelah pelaksanaan referendum kemerdekaan Kurdi.
Televisi mengutip seorang juru bicara militer, yang mengatakan, bahwa keputusan untuk menggelar latihan perang dalam beberapa hari mendatang itu diambil dalam pertemuan para komandan militer Iran. Pertemuan itu juga menyepakati langkah-langkah untuk mengamankan perbatasan serta menerima pasukan Irak yang akan ditempatkan di pos-pos perbatasan.
"Pertemuan ini sejalan dengan kebijakan yang telah dinyatakan Iran soal penghormatan terhadap integritas serta pelestarian integritas wilayah Irak, juga atas permintaan pemerintah Irak agar Iran bekerja sama dalam membentuk otoritas pemerintahan pusat di terminal-terminal perbatasan Iran-Irak," tambah juru bicara.
Pemerintah Regional Kurdistan (KRG) menolak menyerahkan kendali soal penyeberangan perbatasan kepada pemerintah Irak, seperti yang diminta Irak, Iran, dan Turki sebebagai balasan atas referendum kemerdekaan.
Kementerian Pertahanan Irak mengatakan, pihaknya telah berencana mengambil kendali perbatasan "di bawah koordinasi" dengan Iran dan Turki.
Kementerian Pertahanan Irak tidak menyiratkan apakan pasukan Irak akan diarahkan ke pos-pos perbatasan luar yang dikendalikan KRG dari sisi Iran dan Turki. Pihak Kurdi Irak mendukung kemerdekaan dalam referendum pada Senin (2/10). Dukungan Kurdi bertentangan dengan sikap negara-negara tetangga, yang khawatir bahwa jajak pendapat tersebut bisa menimbulkan konflik baru di kawasan.