REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Jazuli Juwaini kembali menegaskan bantahannya terkait hasil survei SMRC yang menyebut PKS sengaja memobilisasi isu PKI untuk kepentingan Politik. Jazuli mengatakan, menonton film PKI itu instruksi dari DPP pusat untuk dilakukan ke seluruh Pimpinan Cabang PKS.
"Kami melihat ini tidak ada unsur politisasi, karena pertama, apa kepentingannya PKI? memangnya ada calon kandidat yang PKI," ujar dia saat ditemui di Gedung Nusantara I, Senin (2/10).
Jazuli melanjutkan, saat ini tidak ada kandidat partai komunis dalam demokrasi Indonesia. Oleh sebab itu, Nobar yang disuarakan PKS merupakan tindak pencegahan dari kebangkitan PKI di Indonesia.
"Ini lebih kepada warning, kewaspadaan sejalan dengan apa yang disampaikan oleh panglima, nonton bareng ini," jelasnya.
Hal tersebut juga, lanjut dia, diperjelas dengan sikap presiden Jokowi yang ikut nonton bareng tragedi G30S/PKI. Jazuli mengutip pernyataan presiden Jokowi agar jangan sampai tragedi PKI terulang kembali.
"Kenapa lalu PKS yang disudutkan mengatakan mempolitisasi? dimana politisasinya? ini lebih kepada warning, PKI ini pernah melakukan kudeta, beberapa kali. Jadi kita harus waspada," katanya.
Oleh karena itu, Politikus PKS ini mengatakan jika ada yang tersinggung dalam sikap PKS memerangi PKI, hal tersebut dinilai janggal. Saat ini, lanjut dia, Indonesia bergerak ke arah pembagunan, dan akan sangat berbahaya jika dalam pembangunan justru kembali hadir ideologi yang memecah konsentrasi pembangunan di negeri ini.
"Memang ada di indonesia ini partai PKI, maksudnya sehingga dia merasa tersudutkan oleh gerakan nonton bareng ini. Berarti kalau ada yang tersinggung, PKI lah yang tersinggung dong," ujarnya.