Rabu 04 Oct 2017 11:07 WIB

Masyarakat Bali Doa Bersama pada 5 Oktober

Kawah Gunung Agung
Foto: ABC News
Kawah Gunung Agung

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Masyarakat Bali dari berbagai agama melaksanakan doa bersama pada 5 Oktober 2017 tepat pukul 12.00 Wita untuk memohonkan supaya Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, tidak jadi meletus.

"Sekalipun meletus, kita memohon lewat doa bersama untuk kedamaian semesta ini supaya dapat membawa kerahayuan dan ditanggapi positif oleh masyarakat," kata Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana di Denpasar, Selasa (3/10).

Seruan doa bersama untuk kedamaian semesta yang digagas oleh Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Bali itu juga telah ditindaklanjuti dengan Majelis Utama Desa Pakraman Provinsi Bali dengan mengeluarkan surat seruan tertanggal 3 Oktober 2017 yang khusus tertuju untuk umat Hindu. Sedangkan bagi umat beragama selain Hindu, dapat berdoa sesuai dengan tata cara agama masing-masing.

"Yang terkena kemungkinan dampak dari erupsi Gunung Agung itu 'kan bukan hanya umat Hindu saja, tetapi semua umat beragama di Bali," katanya.

Karena itu, lanjut Sudiana, siapa saja boleh melaksanakan doa pada jam yang telah ditentukan, dengan harapan apa yang diinginkan dapat dikabulkan.

"Kalau dilihat dari ajaran Hindu, kalau berdoa bersama-sama pada jam yang sama, hari yang sama dengan hati yang tulus untuk kerahayuan jagat, maka vibrasi itu melebihi dari berbagai doa kelompok yang dikatakan cukup hebat," ujarnya.

Doa bersama secara serentak itu bisa dilakukan di Pura Sad Kahyangan, Pura Dang Kahyangan, Pura Kahyangan Tiga, Pura Dadia, Pura Swagina, sanggah, tempat kerja dan intinya dimanapun berada.

"Seluruh pemangku (pemuka agama) agar berkumpul di pura masing-masing, pada jam yang sama untuk berdoa. Bagi yang bekerja bisa berdoa di tempat kerja, bagi yang sakit bisa dari tempat tidur. Oleh karena itu doa tidak akan putus. Doa bersama ini sekaligus merupakan sebuah penyatuan pikiran, perasaan, hati dan keyakinan, mendoakan seluruh jagat raya supaya damai," ucapnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement