REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kota Bandung menjadi tuan rumah penyelenggaraan konferensi pemuda Islam internasional bertajuk 'International Conference on Islamic Youth Education 2017'. Indonesia pertama mali menjadi tuan rumah penyelenggaraan konferensi yang digelar negara-negara tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) atau Organisation of Islamic Cooperation (OIC).
Presiden IOC Youth Indonesia Tantan Taufik Lubis mengatakan acara digelar pada 6-9 Oktober di Kota Bandung yang menjadi ajang silaturahmi pemuda-pemuda Islam dari berbagai negara.
Dalam konferensi ini ada 57 perwakilan negara OKI.
"Kita ingin menjadikan forum ini tidak sekedar forum silaturahim atau leader anggota OIC, namun ingin menampilkan Indonesia banyak kearifan lokal yang perlu kita share kita bagikan kepada seluruh pemuda-pemuda di 57 negara anggota OKI," kata Tantan dalam pembukaan konferensi di Hotel Preanger, Kota Bandung, Jumat (6/10) malam.
Menurutnya Kota Bandung dipilih sebagai lokasi penyelenggaraan karena Bandung memiliki bangak potensi yang bagus mewakili Indonesia. Mulai dari potensi alam dan kearifan lokalnya, hingga spirit Islam di kota kembang ini juga dinilai banyak yang bisa dieksplor.
Tantan juga mengatakan Bandung juga menjadi saksi peristiwa-peristiwa bersejarah bagi negara-negara OKI. Terutama pada momen Konferensi Asia Afrika.
"Khususnya pada momentum asia afrika dulu, Indonesia menjadi sebuah negara yang mensponsori kemerdekaan pada negara-negara yang di jajah oleh para kolonial untuk itu kita ingin mengembalikan menjadi sebuah ke niscahyaan bagi generasi baru yang ada di asia afrika yang kebetulan menjadi anggota dari pada OKI," tuturnya.
Dalam konferensi ini, ujar Tantan, akan dibahas berbagai macam bidang. Dengan tema besar pendidikan, para peserta juga akan berbagi banyak hal mengenai ekonomi, agama, politik, hingga budaya.
Para peserta akan mengikuti diskusi, seminar, forum berbagi pengalaman dan budaya, dan festival. Mereka juga akan mengunjungi beberapa tempat seperti Pesantren Daarut Tauhid, kampus Universitas Islam Bandung, serta Masjid Trans Studio.
"Serta berbagai macam kegiatan yang akan dilakukan dalam persidangan yang ujungnya membuat suatu sebuah kesepakatan. Rekomendasi yang menyangkut poltik sosial budaya, dan lainnya," ujarnya.
Ia berharap melalui konferensi ini, pemuda-pemuda Islam dapat berperan serta dalam membangun kekuatan Islam dunia. Sehingga negara-negara Islam bisa berjaya dan tidak lagi dianggap remeh.
"Tidak hanya dari sektor politik, sosial dan ekonomi, dalam ekonomi negara-negara muslim di anggap terbelakang dianggap sangat miskin, untuk itu konferensi saat ini akan menggerakan pendidikan ekonomi, enterpreunership bisa jadi sebuah tonggak bagi anak muda islam, berkarya mandiri melalui kemandirian ekonomi," harapnya.
Kegiatan ini didukung oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Republik Indonesia. Kepala Bidang Pemanfaatan IPTEK Sutiasih yang hadir dalam pembukaan konferensi mengatakan pertemuan pemuda-pemuda skala internasional ini sangat bagus.
"Acara ini sebagai upaya untuk mempersatukan budaya, yang sama-sama muslim," kata Sutiasih.
Sutiasih berharap melalui pertemuan, seminar, dan berbagi pengalaman antat peserta dapat memberikan ilmu bagi para pemuda. Sehingga pemuda Islam bisa membawa perubahan bagi bangsanya.