REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dalam bedah novel 'Api Tauhid', novelis Habiburrahman El Shirazy memberi tips agar tulisan enak dibaca. Habiburrahman El Shirazy mengatakan, menulis adalah keterampilan, bukan pengetahuan. Pengetahuan, untuk mereka yang cerdas dalam waktu singkat langsung paham.
Tapi keterampilan beda, kuncinya pada jam terbang. Misalnya mengendalikan pesawat, seorang pilot punya standar jam terbang. Untuk jadi kapten pesawat komersial, seorang pilot harus memiliki setidaknya 4.000 jam terbang. "Atau seperti berenang. Setengah jam teori berenang bisa selesai. Tapi kalau mau mahir, perenang harus semakin sering latihan," katanya di Auditorium Sekolah Islam Terpadu Insantama, Bogor, pada Ahad, (8/10).
Menulis pun demikian. "Kalau mau enak dibaca tulisannya? Perbanyak jam terbang menulis," ungkap pria yang kerap disapa Kang Abik.
Hal lain agar tulisan enak dibaca adalah pemilihan diksi. Diksi berkaitan dengan perbendaharaan kata. "Kalau kata yang digunakam itu-itu saja, mana enak," ucap Kang Abik.
Seperti memasak, bumbu boleh lengkap. Kalau salah bumbu masakan tidak enak. Kalau yang terbiasa memasak, tidak perlu menakar, tinggal masukkan bahan dan rasa makanan tetap enak. "Maka, penulis perlu banyak baca untuk memperkaya diksi," kata Kang Abik.
Banyak membaca sekaligus membuat pembaca tahu gaya menulis satu penulis. Nanti, pembaca tersebut akan punya gaya sendiri saat ia menulis.