Selasa 10 Oct 2017 16:30 WIB

Jejak Islam di Mosul

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Mosul
Foto: [ist]
Mosul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mosul yang megah kini tinggal kenangan setelah pasukan Negara Islam Irak dan Suriah (Islamic state of Iraq and Syiria/ISIS) menghancurkan warisan pemerintah Seljuk. Menurut ahli geografi Muslim abad ke-10 al-Muqaddasi, Mosul adalah kota metropolitan yang indah. Di dalamnya terdapat bangunan yang cantik. Cuaca di sana menyenangkan. Air yang berasal dari tanah mengalir dengan jernih.

Kota ini menjadi tempat kelahiran banyak tokoh terkenal, di antaranya adalah ahli kedokteran Islam, ahli hukum dan pemerintahan. Selain itu Mosul memiliki taman, buah segar yang sangat bagus, bak mandi yang sangat bagus, rumah megah, dan daging ternak yang enak.

Ibu Kota Provinsi

Mosul awalnya merupakan ibu kota provinsi Al- Jazirah. Menurut ahli geografi Ibnu Fakih dan Yaqut, Khalifah Umayyah Marwan II membuat sebuah kota pemerintahan dengan membangun jalan, tembok dan jembatan kapal di atas Sungai Tigris. Ini adalah Mosul.

Kota ini berbentuk taylasan seperti Basrah, dan tidak terlalu luas. Di dalamnya terdapat bangunan seperti benteng yang disebut al-Murabba'ah (alun-alun). Di pinggiran sungai Zubayda terdapat Suq al-Arbi'a atau Pasar Rabu.

Pasar tersebut luas. Orang-orang dari berbagai kalang an mendatanginya untuk berniaga. Di setiap sudut ka wasan itu ada sebuah penginapan. Masjid dan tepi sungai hanya berjarak setembakan busur, dibangun di tempat yang lebih tinggi, dan didekati dengan tangga yang menuju sungai tak jauh dari sisi pasar. Sebuah masjid juga dibangun di atas Sungai Tigris. Mosul menjadi ibu kota pemerintahan khalifah Umayah Marwan II.

Pusat Industri

Mosul juga merupakan pusat industri yang dikenal banyak orang. Sejarah mencatat di dalam kota itu terdapat area produksi minyak mentah. Ada sebuah daerah di Mosul, yaitu di tepi timur sungai Tigris, yang penuh dengan minyak mentah.

Pelancong Muslim melaporkan minyak itu diproduksi dalam skala besar dan diekspor. Minyak bumi merupakan produk penting dalam kehidupan ekonomi Islam sejak berabad-abad silam. Minyak mentah diekstraksi dan disuling untuk penggunaan militer dan rumah tangga.

Sejumlah deskripsi menjelaskan tentang proses destilasi dalam tulisan-tulisan Arab, seperti terdapat dalam kitab karangan ar-Razi. Dari kitab tersebut diketahui minyak mentah pertama kali dicampur dengan tanah liat putih atau amonium klorida untuk menjadi adonan seperti sup kental dan kemudian disuling. n

Pusat Tenun

Tekstil Mosul sangat masyhur. Masyarakat Inggris dan Prancis menyebut tenunan dari kota itu dengan Mousseline. Al-Jahiz (776-868) mengatakan, tirai, sutra, dan jubah bergaris, banyak diproduksi Mosul. Tirai yang diproduksi kota ini termasuk dalam daftar panjang barang-barang bagus.

Salah satu cerita dalam kisah seribu satu malam menyebutkan sebuah sorban, seperti yang dikenakan oleh para wazir, merupakan jenis kain Mosul yang banyak dijual di Baghdad. Seorang wanita biasa mengenakan jubah Mosul yang terbuat dari sutra dengan sepatu bersulam emas.

Marco Polo pernah mengatakan semua kain emas dan sutra yang disebut Mosolins dibuat di negeri ini. Mereka juga menjual mutiara. Dekat provinsi ini (Mosul) adalah satu lagi yang disebut Mus (Mush) dan Mardin, menghasilkan kapas dalam jumlah besar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement