Rabu 11 Oct 2017 02:15 WIB

Deklarasi Kemerdekaan Katalan Ditunda

Rep: Christiyaningsih/ Red: Teguh Firmansyah
Polisi Katalan Mossos d'Esquadra dari unit penjinak bom (TEDAX) melihat dari dalam helm saat latihan  di Sabadell, dekat Barcelona.
Foto: AP/ Emilio Morenatti
Polisi Katalan Mossos d'Esquadra dari unit penjinak bom (TEDAX) melihat dari dalam helm saat latihan di Sabadell, dekat Barcelona.

REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Presiden Katalan, Carles Puigdemont, menyatakan pemerintah Katalunya akan menunda deklarasi kemerdekaan dari Spanyol. Keputusan ini diumumkan ketika dirinya berpidato di parlemen Catalan hari ini (11/10) atau Selasa (10/10) waktu setempat.

Dalam pidato tersebut, Puigdemont mengatakan deklarasi ditunda karena Katalan ingin berunding dengan Spanyol. Perundingan ini dirasa perlu untuk mengakhiri konflik politik yang telah berlangsung selama empat dekade terakhir. Demikian dilaporkan oleh laman The Guardian.

Hasil dari referendum tempo hari menghasilkan 90 persen masyarakat Katalan menginginkan kemerdekaan. Ia mengatakan, hasil referendum mencerminkan adanya mandat kepada pemerintah Katalan untuk mewujudkan negara yang independen. Meski demikian, wilayah otonom ini tak ingin gegabah mendeklarasikan kemerdekaan.K

Dikutip dari laman Daily FX, pernyataan kemerdekaan Katalan turut memengaruhi spekulasi para pelaku pasar modal. Puigdemont mengakui bahwa warga Catalan mayoritas setuju memisahkan diri dari Spanyol.

"Catalonia memenangkan haknya untuk merdeka namun pengumuman hasil referendum dan deklarasi kemerdekaan masih ditunda," kata Puigdemont. Menurutnya perundingan tak hanya akan melibatkan Spanyol. Ia menilai Uni Eropa perlu dilibatkan dalam negosiasi ini.

"Jika setiap pihak berunding dengan penuh tanggung jawab, maka konflik akan segera selesai," ujarnya.

Lebih lanjut Puigdemont menyatakan pasar tak perlu khawatir dengan apapun keputusan Catalan. "Perusahaan-perusahaan tidak perlu khawatir dengan proses ini," jelasnya. Tak lama setelah Puigdemont menyelesaikan pidato, juru bicara pemerintah Spanyol menyebut tindakannya sebagai kecerobohan yang ekstrem. (Christiyaningsih)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement