REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Hamas menyatakan telah mencapai kesepakatan dengan Fatah dalam perundingan rekonsiliasi yang berlangsung di Kairo, Mesir. Rincian kesepakatan tersebut rencananya akan diumumkan dalam sebuah konferensi pers pada Kamis (12/10).
"Ismail Haniyeh (Pemimpin Hamas) baru saja mengumumkan bahwa sebuah kesepakatan telah tercapai pada Kamis antara Fatah dan Hamas di bawah pengawasan Mesir," ujar penasihat media Haniyeh, Taher al-Nunu, seperti dilaporkan laman Anadolu Agency.
Kendati demikian, al-Nuno tidak menerangkan lebih detail perihal kesepakatan yang telah tercapai. Ia mengatakan detail kesepakatan akan disampaikan oleh perwakilan kedua faksi Palestina tersebut dalam sebuah konferensi pers.
Delegas Hamas dan Fatah telah menggelar perundingan rekonsiliasi di Kairo, Mesir, sejak Selasa (10/10). Perundingan ini dianggap merupakan langkah maju untuk menuntaskan keretakan yang telah berlangsung selama satu dekade dan membentuk negara Palestina yang utuh.
Mesir telah mengambil peran sebagai mediator dalam rekonsiliasi Hamas dan Fatah. Presiden Mesir Abdul Fatah al-Sisi telah mengatakan bahwa rekonsiliasi antara Fatah dan Hamas merupakan salah satu jalan menuju perdamaian Timur Tengah.
Fatah yang berbasis di Tepi Barat telah berselisih dengan Hamas yang berpusat di Gaza sejak 2007. Perpecahan keduanya terjadi ketika Hamas memenangkan sebuah pemilihan yang tak diakui oleh Fatah.
Sejak saat itu, beberapa upaya rekonsiliasi sempat dilakukan, namun selalu berujung kegagalan. Hal ini karena Hamas selalu mengajukan syarat-syarat tertentu kepada Fatah sebelum memulai perundingan damai. Syarat-syarat itu pun selalu ditolak Fatah.