Kamis 12 Oct 2017 22:01 WIB

Pangkostrad Sesalkan Kerusuhan Suporter Tentara Vs Sipil

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Bayu Hermawan
Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi
Foto: Republika/Iftah Israr
Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen Edy Rahmayadi menyesalkan kerusuhan antara pendukung PSMS Medan dari satuan Divisi 1 Kostrad Cilodong dengan suporter Persita Tangerang. Satu orang tewas dalam kerusuhan yang terjadi di Lapangan Mini Persikabo, Bogor, Jawa Barat (Jabar), Rabu (11/10) kemarin.

Edy yang juga Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) itu, berjanji akan mengusut tuntas kerusuhan tersebut. Ia menegaskan, jika terbukti ada prajuritnya yang terlibat, hukuman pasti akan dia berikan. Meskipun, Edy belum mau menyebutkan jenis hukuman bagi para prajuritnya itu.

"Akan saya hukum. Saya hukum sesuai dengan aturan dan hukum yang berlaku," tegas Edy saat dihubungi Republika.co.id, pada Kamis (12/10).

Edy pun mengakui para suporter pendukung PSMS Medan, memang dari Divisi 1 Kostrad Cilodong. Kata dia, selama ini, para suporter tentara itu, dia minta tertib dan taat aturan. Sebagai prajurit, kata dia, pun tak semestinya para personil militer itu, melukai, apalagi membunuh masyarakat sipilnya sendiri.

Namun, insiden yang melibatkan tentara itu, mencederai banyak hal. Sepak bola itu seharusnya jadi hiburan semua, ujar dia. Kata dia, tak semestinya sepak bola malah menjadi gelanggang baku pukul antar suporter. Apalagi, dengan melibatkan prajurit tentara aktif. Sebab itu, Edy menegaskan akan melarang para suporter militer, masuk ke dalam stadion pertandingan.

"Sementara ini, saya tidak izinkan prajurit-prajurit saya itu (suporter militer) masuk ke dalam stadion," ujarnya.

Satu suporter Indonesia kembali tewas, pada Kamis (12/10). Korban tewas tersebut, akibat kerusuhan yang terjadi saat laga 16 besar Liga 2 2017, yang mempertemukan antara Persita Tangerang melawan PSMS Medan di Lapangan Mini Persikabo, Bogor, Rabu (11/10).

Laga tersebut, ditonton para suporter sipil dan militer. Suporter tuan rumah, menghadirkan para fans fanatik yang rata-rata pemuda dan pemudi dari masyarakat sipil. Sementara suporter tim tamu, didominasi para tentara aktif dari kesatuan Divisi 1 Kostrad, Cilidong.

Dalam rilis resmi Persita, menceritakan kejadian itu diawali dengan aksi kecewa para pendukung Persita. Suporter yang terkenal dengan sebutan Benteng Viola itu, turun ke lapangan usai pertandingan usai. Aksi tersebut, sebagai bentuk kecewa atas kekalahan Persita 0-1 atas PSMS.

Para pendukung tuan rumah, pun mendatangi para suporter PSMS, para prajuirt tentara itu. Menanggapi para Benteng Viola, para suporter militer merasa tak terima. Para prajurit yang mengenakan pakaian seragam olahraga Kostrad tersebut, meladeni aksi suporter tuan rumah yang menyebabkan aksi saling lempar.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement