REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 23 mantan pemain sepak bola Indonesia mengikuti Kursus Lisensi A dan B AFC yang digelar oleh PSSI, di National Youth Training Centre, Sawangan, Jawa Barat, awal pekan ini. Mulai dari mantan pemain timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto sampai dengan pelatih Sriwijaya FC U-19, Francis Wewengkang.
Kursus lisensi ini merupakan kursus lanjutan yang sebelumnya digelar pada 21 Agustus-2 September 2017 lalu. Para peserta lisensi B AFC mengikuti pelatihan mulai 9-23 Oktober 2017 dan 9-13 Oktober untuk lisensi A.
Bagi para peserta mengantongi kursus berlisensi AFC sangat penting sebagai menjadi syarat untuk bisa melatih klub di liga profesional di Indonesia. Kurniawan mengaku ingin memajukan sepak bola usia muda dengan mengikuti kursus lisensi.
"Kalau sekarang ditanya habis lisensi A AFC ingin melatih klub profesional mana saya tidak tahu. Tapi yang jelas, saya ingin ikut membantu memajukan sepak bola di level usia muda," kata jebola Sampdoria Primavera itu, di Depok, Jawa Barat, Kamis (12/10).
Mantan pemain Persija Jakarta itu juga tetap ingin berkarier di klub profesional. Bahkan, dia memiliki keinginan untuk melatih timnas Indonesia. Karena itu Kurniawan juga tidak ingin membuang kesempatan untuk mengikuti kursus kepelatihan lisensi A AFC.
"Tentu ini kesempatan yang bagus buat kami untuk terus menimba ilmu," kata dia.
Kursus lisensi A dan B AFC kali ini dihadiri dua asisten pelatih timnas Indonesia Miguel Gandia dan Eduardo Perez menjadi instruktur tamu untuk berbagi ilmu dengan peserta. Dalam kesempatan itu, Perez, sebagai pelatih kiper, mengungkapkan rahasianya meningkatkan kiper-kiper muda dan psikologi para pemain.
Menurutnya pemain sepak bola tidak hanya harus mendengarkan instruksi dari pelatih saja. "Pemain dalam permainan, pemain dituntut untuk cerdas dalam berpikir," ujar Perez.
Selain itu, Perez juga mengapresiasi semangat para peserta yang tak lain merupakan mantan pemain sepak bola Indonesia itu. Perez juga mengaku tidak meragukan kualitas para peserta kursus lisensi itu, karena sebagian besar adalah pemain hebat saat masih aktif.
"Saya melihat para peserta sangat antusias, tekun, dan teliti memberikan pandangannya bagaimana cara melatih," terang Perez.