REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memutuskan secara resmi Nurdin Abdullah dan Andi Sudirman Sulaiman sebagai pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur dalam Pilkada Sulawesi Selatan 2018 mendatang. Keputusan tersebut diumumkan langsung oleh Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam konferensi pers di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat pada Ahad (15/10).
"Jadi ini untuk Sulawesi Selatan akhirnya setelah merenung. Sosok Pak Nurdin Abdullah memang banyak juga gelarnya, sebelum beliau menjadi Kabupaten Bantaeng, adalah guru besar Fakultas Kehutanan Universitas Hasanudin, wakilnya seorang anak mudah teknokrat Andi Sudirman Sukaiman. beliau adalah sesorang profesional yang telah melanglang buana," ujar Megawati.
Megawati pun berharap keduanya dapat memenangkan Pilkada Sulawesi Selatan 2018 mendatang. Sebab menurutnya, Sulawesi Selatan sebagai daerah yang bukan merupakan basis pemilih partai berlambang banteng tersebut Hal ini kata dia, membuatnya sangat sulit menentukan siapa calon yang layak untuk diusung dan dapat menang.
"Kalau saya ini, setiap kali ke Sulsel itu sering 'sakit perut', karena itu saya beri tanggung jawab kepada mereka berdua ini, dan insya Allah kita menangkan Sulawesi Selatan," katanya. Pascapengumuman, Megawati juga langsung menandatangani resmi surat rekomendasi bagi kedua pasangan tersebut bertarung dalam kancah Pilkada masing-masing daerah tersebut.
Dalam sambutannya, Megawati mengungkap bagi PDIP dalam mencari dan memutuskan pasangan calon itu bukanlah sesuatu hal mudah hanya dengan menggunakan politik praktis semata. Ia menekankan, titik tolak yang dicari PDIP dari sosok calon kepala daerah adalah orang yang dipasangkan dan dapat menjalankan pemerintahannya dengan baik.
"Tidak gampang begitu saja, tapi bisa menjadi pemimpin yang baik bagi daerahnya. oleh karena itu dalam proses mencari calon saya mengatakan di jajaran partai untuk tidak sembarangan untuk bisa menggali tidak hanya internal partai tapi juga eksternal, yang kita lihat apa dia mumpuni atau dia bisa memimpin di wilayah masing-masing," ungkapnya.
Sebab menurutnya, saat ini sulit untuk menemukan calon pemimpin yang benar benar mumpuni memimpin daerah. "Kita tahu indonesia begitu luas, tidak mudah menemukan calon calon yang mumpuni. Abad 20 ini pemimpin paling tidak, mumpuni, mendekati sempurna. yang baik dan mengayomi rakyatnya lalu tidak mencari kekuasaan. sehingga mata rantai kepemimpinan berjalan baik," ungkapnya.