REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Para peritel di Sydney, Australia bisa membuka usahanya sampai pukul 22.00 setiap hari jika reformasi undang-undang perencanaan dari Dewan Kota Sydney disetujui.
Berdasarkan perubahan yang direncanakan, sejumlah bisnis di kawasan pusat kota Sydney dan distrik perbelanjaan di sekitarnya akan bisa beroperasi dari pukul 07.00 pagi sampai pukul 22.00, tujuh hari seminggu.
Menurut Dewan Kota pada Rabu (11/10), para peritel akan bisa menerapkan jam operasi yang berubah tanpa persetujuan pembangunan baru. Perubahan tersebut dirancang untuk menghidupkan kembali kota Sydney di malam hari.
"Kami tak bisa mengubah undang-undang larangan bekerja, itu keputusan Pemerintah Negara Bagian," ujar ketua komite budaya dan kreatif, Jess Scully.
"Apa yang kami coba lakukan adalah memengaruhi semua area kebijakan dan menekan semua pintu sehingga kami bisa mencoba dan membawa kembali lebih banyak aktivitas dan keragaman di area ini," sebutnya.
Proposal tersebut menawarkan hibah kepada para pengusaha sehingga mereka bisa beroperasi di malam hari dan menghapus birokrasi untuk acara budaya skala kecil. Rencana tersebut juga mengusulkan penempatan tanggung jawab kepada pengembang perumahan, yang membangun di dekat wilayah komersial atau hiburan yang ada, untuk mengelola masalah kebisingan.
Menurut direktur eksekutif Kamar Dagang Sydney, Patricia Forsythe, lembaganya telah mendukung rencana yang diusulkan itu, meski ia masih memiliki beberapa kekhawatiran.
"Perdagangan Kamis malam tak sekuat dulu karena perdagangan hari Sabtu dan minggu telah dinikmati masyarakat," ujarnya.
"Yang kedua, ini bukan hanya soal bisnis tunggal di salah satu pinggiran kota yang beroperasi dan kemudian membayangkan bahwa kita akan membangkitkan kembali kehidupan di jalanan itu."
Rencana perubahan didukung
Kelompok aktivis anti-hukum larangan bekerja ‘Keep Sydney Open’ menyambut baik reformasi tersebut. "Saya pikir Kota Sydney telah melakukan beberapa pekerjaan hebat dalam mencoba membangun kembali kehidupan malam Sydney setelah dampak undang-undang larangan bekerja," kata direktur Keep Sydney Open, Tyson Koh.
Ia mengatakan, masih ada jalan panjang untuk mengembalikan kehidupan malam yang lebih semarak ke Sydney.
"Kami tahu mereka sangat membatasi dalam hal persyaratan kepatuhan lisensi dan juga mengizinkan perpanjangan jam operasi bisnis di tempat dan sektor tertentu," kata Koh.
Setelah masa konsultasi publik, usulan tersebut memerlukan persetujuan dari Departemen Perencanaan, yang kemungkinan akan selesai di akhir tahun 2018.
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.