Sabtu 21 Oct 2017 10:50 WIB

PBB Khawatir Pengungsi Anak Rohingya Tertular Penyakit

 Seorang wanita pengungsi muslim Rohingya menggendong anaknya sambil menyeberangi sungai di Palong Khali, Bangladesh, Selasa (17/10).
Foto: AP/Dar Yasin
Seorang wanita pengungsi muslim Rohingya menggendong anaknya sambil menyeberangi sungai di Palong Khali, Bangladesh, Selasa (17/10).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK — Hampir 590 ribu pengungsi Rohingya telah ditampung di berbagai kamp di Bangladesh. Dari jumlah tersebut, 320 ribu merupakan pengungsi anak. 

PBB mengkhawatirkan mereka mereka terancam penyakit yang ditularkan oleh air. Seorang juru bicara PBB Farhan Haq mengatakan pada Jumat (20/10), anak-anak tersebut juga menghadapi kondisi hidup yang sangat buruk.  

Haq menuturkan Kantor PBB bagi Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melaporkan 589 ribu pengungsi Rohingya telah menyalamatkan diri dari Negara Bagian Rakhine di Myanmar Utara sejak milisi gerilyawan diduga melancarkan aksi pembalasan pada 25 Agustus terhadap pos polisi. 

Haq menuturkan lebih separuh pengungsi yang baru tiba di Bangladesh menetap di Kutupalong Expansion. Kamp itu digambarkan sebagai satu lokasi besar tempat mitra bantuan bekerjasama dengan pemerintah untuk meningkatkan akses jalan, prasarana dan layanan dasar.

Kamisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) mengatakan hampir 7.000 pengungsi telah diterima di Bangladesh setelah mereka menghabiskan waktu empat hari terdampar di dekat perbatasan. "Ribuan orang lagi diduga sedang dalam perjalanan dari Myanmar,” sebagaimana dilaporkan Xinhua, dilansir Antara, Sabtu (21/10) pagi. 

Menurut Haq, yang paling rentan di antara pengungsi yang baru datang dibawa dengan bus dari perbatasan ke satu pusat persinggahan, tempat UNHCR dan mitranya menyediakan makanan, air, pemeriksaan medis dan tempat penampungan sementara. 

Badan Anak PBB (UNICEF) menyatakan kondisi hidup yang menyedihkan dan penyakit yang menular melalui air mengancam lebih dari 320.000 pengungsi anak Rohingya, katanya. Menurut laporan baru dari badan PBB itu, sebagian besar pengungsi tinggal di permukiman sementara yang berjejalan dan tidak bersih.

Dia juga menyebutkan meskipun ada tambahan upaya bantuan masyarakat yang dipimpin oleh Pemerintah Bangladesh, laporan tersebut mengatakan keperluan dasar banyak anak kecil tak terpenuhi. 

"UNICEF juga menyerukan diakhirinya kekejaman yang ditujukan kepada warga sipil di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, serta agar pelaku kemanusiaan diberi akses segera dan tanpa pengekangan,” kata dia. 

Satu konferensi bagi donor yang direncanakan di Jenewa pada Senin diumumkan pada awal pekan ini. Para pejabat mengatakan mereka berharap bisa mengumumkan 434 juta dolar AS untuk membantu pengungsi Rohingya dan penampung mereka, sebanyak 11,2 juta orang secara keseluruhan. Sejauh ini, hanya 26 persen dana terpenuhi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement